Sebagian dari kita pasti pernah bertanya-tanya, kapan kita harus sabar? Mungkin, pertanyaan ini pernah kita bisikkan ke dalam diri kita, atau bahkan kepada orang lain. Salah satunya adalah saat kita terkena musibah. Musibah yang diberikan Allah kenapa kita dapat berupa teguran atau berupa ujian sebagai syarat Allah mengangkat derajat kita menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.
Islam memandang sabar sebagai sifat yang mulia di sisi-Nya. Orang yang sabar dapat dikatakan sebagai orang yang beriman kepada Allah. Sebaliknya, orang yang tidak ada sedikit pun kesabaran dalam dirinya maka bisa dikatakan sebagai orang yang kurang sempurna imannya.
Allah berfirman dalam surah Al-Baqaroh ayat 153 yaitu,
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153).
Secara luas kata ‘sabar’ dapat kita artikan sebagai upaya diri kita dalam menahan marah, berkeluh kesah, benci, dendam, dan tidak mudah berputus asa, agar tidak melakukan perbuatan keji dan menyimpang dari ajaran-Nya.
Ada tiga jenis sabar yang harus kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari yaitu sabar dalam ketaatan, sabar dalam menghadapi cobaan dan musibah, dan bersabar dalam kemaksiatan.
Sabar dalam ketaatan.
Sabar menjalani ketaatan kepada Allah adalah sebuah kewajiban kepada kita sebagai wujud penghambaan kita kepada-Nya. Menjalankan ketaatan dan perintah Allah terkadang terasa berat bagi kita sehingga membutuhkan kesabaran yang tinggi. Seperti contoh sabar dalam menahan diri dari segala bentuk hawa nafsu yang dapat menjerumuskan kita ke dalam kesesatan.
Sabar dalam menghadapi cobaan dan musibah.
Kita sebagai hamba telah sepatutnya untuk beriman kepada Allah, beriman atas segala bentuk ujian, cobaan dan musibah yang datang menghampiri kita.
Kita harus percaya kepada Allah bahwa tidak ada cobaan yang menghampiri kita jika bukan ditakdirkan dan Allah pun memberikan ujian sesuai dengan kemampuan kita, selain itu juga sarana kita untuk meningkatkan kualitas diri. Ketika mendapatkan cobaan, maka bersabarlah dan ikhlas dengan apa yang terjadi.
Sabar dalam kemaksiatan.
Kita pasti mengetahui bahwa maksiat adalah hal yang sangat dilarang dalam ajaran kita sebagai muslim. Segala sesuatu yang haram pasti dilarang oleh Allah dan sepatutnya kita jauhi dan tinggalkan. Segala bentuk maksiat itu memberikan efek yang menyenangkan bagi kita yang melakukannya, tetapi ingat murka Allah akan lebih mengerikan bagi kita yang menjalani maksiat tersebut.Sebagai orang yang beriman kepada Allah diharuskan menjaga dan menahan diri dari segala bentuk larangan.
Kesabaran adalah nikmat yang diberikan Allah kepada hambaNya. Menurut Imam Al Ghazali, sabar sangat erat kaitannya dengan sikap syukur. Bagi hamba-Nya yang bersabar, maka ia telah menjadi hamba yang terpilih dan mendapatkan kenikmatan yang luar biasa dari Rob Nya yaitu Allah SWT. (AN)