Dijelaskan oleh Ibnu Asakir dalam kitabnya At Tarikh Dimasyq bahwa sekali waktu Iblis menemui Nabi Musa As. untuk memohonkan ampun atas dirinya kepada Allah atas dosa-dosa yang telah diperbuat oleh Iblis.
Dikisahkan, suatu waktu Iblis bertemu dengan Nabi Musa As. Seraya Iblis berkata, “Wahai Musa, engkau adalah manusia pilihan Allah dengan risalah kenabian dari-Nya, dan Allah berbicara kepadamu dengan pembicaraan yang secara langsung. Dan aku (Iblis) adalah ciptaan-Nya Allah dan aku dahulu pernah berbuat dosa, dan saat ini aku ingin bertaubat (atas dosa ku itu). Maka, tolonglah aku, mohonkanlah (kepada Allah) keringanan bagiku kepada Tuhanku Yang Maha Agung dan Mulia agar Dia menerima taubatku.”
Setelah mendengarkan permintaan Iblis, kemudian Nabi Musa As. berdoa kepada Tuhannya. Maka, Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Musa As. “Wahai Musa, aku telah mengabulkan permohonanmu (Allah Yang Maha Pengampun menerima taubat Iblis). Tetapi, Allah mewahyukan kepada Nabi Musa As. yakni syarat diterimanya taubatnya Iblis ialah dengan ia memberikan sujud penghormatan kepada Nabi Adam As. yang dulu belum lakukan oleh Iblis.
Ketika Nabi Musa As. bertemu dengan Iblis, Musa As. berkata, “Engkau diperintahkan oleh Allah untuk bersujud (sujud penghormatan) kepada Adam As. di kuburnya, maka Allah Ta’ala akan menerima taubatmu.”
Mendengar perkataan Nabi Musa As. tersebut, Iblis kembali merasa sombong dan marah, sambil berkata, “Saat Adam hidup saja aku tidak mau bersujud kepadanya, apalagi saat ini ketika ia telah mati.”
Iblis kembali berkata, “Wahai Musa. Sungguh, engkau memiliki hak atasku karena dirimu telah memohonkan keringanan kepada Tuhanku. Ingatlah dariku akan tiga keadaan supaya engkau selamat dari kebinasaan dalam ketiga keadaan itu.
Pertama, ingatlah aku saat dirimu marah, karena saat itu akulah yang berbisik dalam hatimu dan pandanganku ada dalam pandanganmu, aku masuk ke dalam dirimu melalui alirah darah. Kedua, ingatlah aku ketika engkau dalam peperangan, karena sesungguhnya akulah yang mendatangi manusia saat peperangan, lalu aku ingatkan mereka akan anak dan istrinya hingga akhirnya pun mereka lari dari peperangan. Ketiga, janganlah engkau duduk bersama perempuan yang bukan mahrammu, karena aku adalah perantaranya kepadamu dan perantaramu kepadanya (untuk berbuat zina).”
Informasi yang diberikan Iblis kepada Nabi Musa As. sejatinya ialah informasi juga untuk seluruh manusia, maka hendaknya setiap manusia berhati-hati akan godaan Iblis dan bala tentaranya terutama dalam ketiga keadaan yang telah disebutkan di atas.
Banyak hikmah yang dapat diperoleh dari kisah tersebut, di antaranya ;
Allah Ta’ala adalah Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, pintu kasih sayang dan rida-Nya terbuka bagi siapa saja yang hendak berdiri menghamba dihapannya, termasuk Iblis sekalipun.
Allah akan mengampuni setiap dosa hamba-Nya selama hamba tersebut melakukan taubat secara ikhlas dan bersungguh-sungguh.
Seluruh dosa dapat diharapkan taubatnya, kecuali dosa-dosa hati, seperti sombong. Yang menghalangi Iblis mendapatkan ampunan dan rahmat-Nya Allah bukan hanya karena ketidakpatuhannya kepada perintah Allah, melainkan sebab utamanya ialah sifat sombong yang ada dalam diri Iblis lah yang menghalanginya memperoleh ampunan Allah. Maka, hendaknya kita jaga diri kita agar terhindar dari dosa-dosa hati.
Balaslah kebaikan yang telah diberikan orang lain dengan kebaikan yang lebih. Dalam hal ini, Iblis saja makhluk yang selalu mengajarkan keburukan, masih memberikan balasan kebaikan kepada Nabi Musa As. karena telah memohonkan keringanan agar Allah menerima taubatnya Iblis. Balasan kebaikan Iblis ialah Iblis menginformasikan kepada Nabi Musa As. agar waspada dalam tiga keadaan karena dalam keadaan-keadaan tersebut Iblis banyak membuat manusia menjadi binasa.
Wallaahu a’lam