Teror yang datang belakangan membuat banyak orang terkejut. Tak terkecuali para pemuda di Solo Raya yang dimotori oleh Pusat Kajian dan Pengembangan Peasntren Nusantara (PKPPN) IAIN Surakarta. Bahkan, mereka pun berikrar untuk menjaga kota Solo. Bahkan, mereka pun membuat sebuah pernyataan bersama dan deklarasi yang dinamakan Duta LISAN.
Deklarasi Duta Lisan ini diadakan di aula Yayasan Al-Muttaqien Pancasila Sakti-Klaten Jawa Tengah. Pembacaan deklarasi dipimpin langsung oleh ketua Yayasan Al Muttaqien Pancasila Sakti H. Achmad Choiri Saifudin Zuhri Alhady, SIP (Gus Zuhri) dan diikuti oleh semua peserta Duta Lisan dan tim PKPPN IAIN Surakarta. Berikut lima poin penting hasil deklarasi ini.
Pertama, Menolak penggunaan agama sebagai sumber ujaran kebencian.
Kedua, Menebarkan Islam santun di masyarakat dan media sosial
Ketiga, Merawat perdamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Keempat, Memupuk kerukunan demi terwujudnya persaudaraan antar sesama
Kelima, Menjaga keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila
Pembacaan ikrar ini diakhiri dengan membaca pesan singkat yang dijadikan yel-yel khas LISAN dalam pelatihan ini yakni, ‘Wani urip, wani santun’ (berani hidup berani santun).
Kegiatan ini, menurut M. Zainal Anwar, Direktur Pusat Kajian dan Pengembangan Pesntren Nusantara (PKPPN) IAIN Surakarta, tidak berhenti dalam deklarasi ini saja tetapi justru menjadi langkah awal dari seluruh peserta dan tim LISAN untuk senantiasa menciptakan suasana kedamaian dalam masyarakat setelah selesai mengikuti program ini.
“Kami berharap mereka menjadi tauladan santun bagi anak-anak muda yang lain sehingga masa depan wajah Islam Indonesia adalah santun dan toleran,” imbuh dosen IAIN Surakarta.
Setelah acara deklarasi, peserta LISAN Santri Camp bersama Ketua dan pengurus Yayasan Al Muttaqien Pancasila Sakti Klaten mengecam keras segala tindakan-tindakan terorisme dalam bentuk dan wujud apapun dan siapa pun pelakunya.