Hingga saat ini kita seolah dipaksa untuk tiarap. Segenap aktivitas diselenggarakan secara senyap dan mengendap-endap. Kalau ramai-ramai dan memancing kerumunan, itu sama saja berdiri di hadapan balatentara Covid-19.
Awalnya, orang masih belum percaya dengan apa yang dihadapi. Itu terus berlangsung sampai semua kita dibikin gigit jari. Kini, sisa waktu 2020 tinggal menghitung hari.
Nah, berikut ini adalah catatan kami sehubungan dengan ironi sebagian umat Muslim merespon pandemi Covid-19 sepanjang 2020.
# 1 Tuduhan Terhadap Covid sebagai Tentara Allah
Menyikapi pandemi Covid-19, respon orang tentu saja bermacam-macam, karena memang sulit untuk menyeragamkan paham orang. Meski begitu, ada kalanya terdapat orang yang justru bersikap arogan, atau malah penuh dengan angan-angan.
Dan, ya, di awal-awal pandemi ini, kita kerap mendengar dari beberapa pendakwah bahwa virus Corona adalah “tentara Allah” dan azab-Nya atas kekejaman Cina terhadap muslim, atau merupakan persoalan spiritual yang dapat diatasi dengan ruqyah.
Sialnya, tidak sedikit umat Muslim yang percaya begitu saja. Umumnya, narasi itu mungkin dianggap menggelikan, tapi bagi sebagian orang yang meyakini, itu ternyata kelewat serius.
Alhasil, kita semua hari ini masih terjerat dalam situasi di rumah saja.
#2 Klaster Goa
Masih di awal-awal masa pandemi, Jamaah Tabligh nekat menggelar ijtima’ dunia zona Asia 2020 di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Ijtima’ itu bukan hanya diikuti oleh para peserta lokal dari seluruh Indonesia, tetapi dikabarkan melibatkan ribuan orang dari 48 negara. Kegiatan tersebut tetap dilangsungkan meskipun tidak mendapatkan izin dari pemerintah Kabupaten Gowa.
Agaknya, mereka merasa yakin dan karenanya menjadi keras kepala, sesumbar, bersikap egois, tak peduli kepada nasib orang lain, enggan bekerja sama, tidak menaati ajakan pemerintah, dan dengan jubah kebesarannya itu merasa tidak kuatir dengan wabah virus Corona, karena “kami lebih takut kepada Tuhan!” Begitulah keyakinan mereka.
Sejurus kemudian, ramai diberitakan bahwa terdapat kalster baru bernama klaster Goa. Hmmm…
#3 Klaim Air Wudhu Sembuhkan Covid-19
Ya, di tengah kekalutan situasi pandemi yang belum ditemukan obatnya saat itu, sejumlah umat Muslim malah menyebarkan klaim bahwa air wudhu bisa sembuhkan Covid-19. Terang saja, klaim sepihak yang tidak teruji secara sains ini kemudian memunculkan polemik baru.
Bahkan, sekalipun kamu berwudhu pakai disinfektan, rasa-rasanya itu bukan alternatif yang solutif. Kenapa? Jelas karena disinfektan itu diciptakan bukan untuk berwudhu!!
#4 Cocoklogi Covid dengan Al-Quran
Ya, memasuki pertengahan tahun 2020, sempat beredar selebaran pesan berantai berupa tafsir ayat 33 dari surat al-Ahzab yang dihubungkan dengan virus Corona. Tentu saja ini adalah pembodohan umat.
Kalau tidak percaya, simak ulasannya di sini.
# 5 Penolakan Jenazah Terduga Covid-19
Penolakan jenazah terduga pasien Covid-19 di beberapa daerah menambah daftar panjang kepiluan pandemi Corona. Ini sekurang-kurangnya membuktikan bahwa tingkat asupan informasi yang mereka dapat tidak berbanding lurus dengan tingkat literasi yang ada.
Di Makasar, misalnya, mobil Ambulans yang membawa jenazah menuju Pemakaman Pannara, Makassar, Sulawesi Selatan, tiba-tiba dihadang warga (31/03/2020). Warga mencurigai jenazah itu meninggal karena virus Corona.
Di hari yang sama, sejumlah warga di bilangan Banyumas mencegat Ambulans warna putih bertulisan ‘Pemerintah Provinsi Jawa Tengah RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto.