Menghindari keramaian dalam rangka menjaga kesehatan dan tidak terpapar virus atau wabah adalah bagian dari hifdzun nafs, yang merupakan salah satu dari dharuriyat al-khamsah dalam agama. Untuk itu para ulama menganjurkan agar melakukan ibadah di rumah. Ternyata dalam Islam, ada beberapa ibadah sunnah di rumah, bahkan lebih utama dikerjakan di rumah dari pada di masjid.
Pertama, shalat sunnah.
Shalat sunnah dalam pembahasan ini adalah shalat sunnah rawatib, shalat tahajud dan shalat dhuha. Dua shalat yang terakhir ini adalah shalat sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan sendirian, bukan berjamaah. Begitu juga dengan shalat sunnah hajat dan shalat sunnah mutlak yang lain.
Dalam hadits riwayat Abu Dawud dan Imam At-Tirmidzi misalnya dijelaskan bahwa Rasul pernah meminta para sahabat untuk mengerjakan shalat sunah setelah maghrib (ba’diyah maghrib) di rumah.
عن سعدِ بن إسحاقَ بن كَعْبِ بن عُجْرَةَ عن أبيهِ عن جَدّهِ قال: “صَلّى النبيّ صلى الله عليه وسلم في مَسْجِدِ بَني عبدِ الأشْهَلِ المغْرِبَ فَقَامَ نَاسٌ يَتَنَفّلُونَ، فقَال النبيّ صلى الله عليه وسلم: عَلَيكُمْ بهَذِهِ الصّلاة في البُيُوتِ
“Dari Said bin Ishaq bin Kaab bin ‘Ujrah dari ayahnya dari kakeknya berkata bahwa ketika Rasulullah selesai melakukan shalat maghrib di masjid Bani Abdil Ashal, beberapa orang kemudian melakukan shalat sunah. Kemudian Rasul Saw bersabda, ‘Lakukanlah shalat ini di rumah-rumah kalian,’ (H.R At-Tirmidzi)
Hadis tersebut dimasukkan At-Tirmidzi dalam bab “Ma dzakara fis Shalah ba’dal maghrib fil bait afdhal” (Bab yang menjelaskan keutamaan shalat ba‘diyah maghrib di rumah). Dari tarjamatul bab yang dibuat oleh At-Tirmidzi tersebut menunjukkan bahwa At-Tirmidzi menggunakan hadis ini sebagai landasan kesunahan melakukan shalat sunah setelah maghrib di rumah.
Dalam riwayat lain juga dijelaskan terkait keutamaan melakukan shalat sunah secara umum di rumah.
عن زيد بن ثابت ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : أفضل صلاتكم في بيوتكم إلا المكتوبة.
“Dari Zaid bin Tsabit, dari Rasulullah SAW bersabda, ‘Shalat yang paling utama adalah di rumah kalian kecuali shalat maktubah (shalat fardhu),’” (HR Bukhari dan Tirmidzi).
Bahkan dalam kitab Syamail At-Tirmidzi juga dijelaskan bahwa walaupun rumah Rasulullah dekat dengan masjid, Rasulullah lebih memilih shalat sunah di rumah. Rasulullah juga mengingatkan agar kita tidak menjadikan rumah kita seperti kuburan yang tidak pernah digunakan untuk shalat. Hal ini disebutkan dalam hadits riwayat Aisyah dalam Musnad Ahmad.
صَلُّوا فِي بُيُوتِكُمْ وَلَا تَجْعَلُوْهَا عَلَيْكُمْ قُبُوْرًا
“Shalatlah kalian di rumah kalian. Jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan.”
Kedua, membaca Al-Quran.
Membaca Al-Quran di rumah akan membuat rumah menjadi terang bercahaya. Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa rumah yang dibacakan Al-Quran akan terlihat terang oleh ‘penghuni langit’ sebagaimana terangnya bintang jika dilihat dari bumi.
الْبَيْتُ الَّذِي يُقْرَأُ فِيهِ الْقُرْآنُ يتراءى لِأَهْلِ السَّمَاءِ، كَمَا تتراءى النُّجُومُ لِأَهْلِ الْأَرْضِ
“Sesungguhnya rumah yang digunakan untuk membaca Al-Qur’an akan terlihat terang dan bersinar oleh para penduduk langit sebagaimana penduduk bumi melihat terangnya bintang-bintang di langit”. (H.R al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman).
Walaupun hadis ini statusnya daif karena ada perawi bernama Ibnu Lahi’ah, yang di akhir umurnya banyak lupa karena kitab-kitabnya terbakar, namun hadis ini masih tetap bisa diamalkan karena berkaitan dengan fadhail amal.
Ketiga, berdzikir kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW mengingatkan kepada para umatnya bahwa rumah yang senantiasa digunakan untuk tempat berdzikir akan lebih utama daripada rumah yang jarang digunakan untuk dzikir.
Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahih Muslim dari jalur Abu Musa disebutkan,
عَنْ أَبِي مُوسَى ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللَّهُ فِيهِ ، وَالْبَيْتِ الَّذِي لَا يُذْكَرُ اللَّهُ فِيهِ ، مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
“Dari Abu Musa, Rasulullah SAW bersabda, Perbedaan rumah yang selalu digunakan untuk berdzikir kepada Allah SWT dan rumah yang tidak digunakan untuk berdzikir adalah seperti perbedaan orang yang hidup dengan orang yang mati.” (H.R Muslim)
Oleh karena itu, dari beberapa penjelasan di atas, bisa kita ambil kesimpulan bahwa tidak semua ibadah lebih utama dilakukan di masjid atau tempat umum, ada juga ibadah-ibadah yang sangat diutamakan untuk dikerjakan di rumah, terutama dalam situasi yang menganjurkan orang untuk menyepi dari keramaian seperti sekarang ini. Tiga ibadah sunnah di rumah di atas bisa jadi pilihan untuk Anda.(AN)
Wallahu a’lam.