Sudah maklum bahwa merubah satu harakat atau satu huruf dalam bahasa arab dapat merubah artinya.
Begitu juga dengan huruf dan harakat yang terdapat dalam surat al-Fatihah. Apalagi al-Fatihah adalah salah satu surat yang harus dibaca pada saat melaksanakan shalat. Tentu saja, benar-salahnya bacaan al-Fatihah kita dapat memengaruhi sah dan tidaknya shalat yang kita kerjakan.
Salah satu harakat tanda baca yang seringkali kita lalaikan dalam membaca al-Quran adalah tasydid. Salah membaca tasydid dapat merubah makna yang sangat jauh.
Syekh Ibrahim al-Bajuri misalkan mengungkap perbedaan arti bacaan ayat “iyyaka na’bu wa iyyaka nastain” jika kita melewatkan tasydidnya. “Iyyaka na’bu wa iyyaka nastain” dengan tasydid yang semula berarti “hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepadamu kami meminta pertolongan” berubah menjadi “hanya kepada matahari kami menyembah dan hanya kepada matahari kami meminta pertolongan” jika dihilangkan tasydidnya.
Maka dari itu Syekh Salim bin Sumair al-Hadhrami dalam Safinatun Naja–nya menjelaskan 14 tempat tasydid yang harus diperhatikan dalam membaca al-Fatihah.
1. Basmillah, tasydidnya di atas lam (ل).
2. Ar-Rahman, tasyidnya di atas ra’ (ر).
3. Ar-Rahim, tasydidnya di atas ra’ (ر).
4. Alhamdulillah, tasydidnya di atas lam jalalah (lamnya lafaz Allah).
5. Rabbil ‘Alamin, tasydidnya di atas ba’ (ب).
6. Ar-Rahman tasyidnya di atas ra’ (ر).
7. Ar-Rahim tasydidnya di atas ra’ (ر).
8. Maaliki Yaumiddin, tasyidnya di atas dal (د).
9. Iyyaka na’budu, tasyidnya di atas ya’ (ل).
10. Waiyyaka nasta’in, tasyidnya di atas ya’ (ي).
11. Ihdhinash shirathal Mustaqim, tasyidnya di atas shad (ص).
12. Sharathal ladzina, tasyidnya di atas lam (ل).
13-14. An’amta alayhim ghairil maghdubi alaihim waladldlollina, tasyidnya diatas dla (ض) dan lam (ل).
Wallahu A’lam.