Duta Besar Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi menegaskan perlunya gagasan-gagasan baru, segar, dan konstruktif untuk menginisiasi perdamaian dunia.
“Dunia membutuhkan ide yang konstruktif, dan INFID sedang memfasilitasinya,” ungkap Zuhairi dalam penutupan Seminar Internasional bertajuk “Membangun Kerja Sama Internasional untuk Menguatkan Komitmen dan Praktik Islam Rahmatan Lil ‘Alamin”. Acara ini berlangsung pada tanggal 25-27 Januari 2022.
“Tiga hari ini adalah awal dalam membangun peradaban. Kita tidak boleh kehilangan optimisme. Yang perlu diingat, kita harus menguatkan persaudaraan antar umat Islam terlebih dahulu untuk kemudian mengajak negara-negara lain untuk mempromosikan Islam yang rahamatan lil alamin,” imbuhnya.
Menurut Zuhairi, selain bertawakal kepada Allah, umat Muslim juga perlu berpikir ulang mengapa kita selama ini saling ‘berperang’.
“Di dunia ini, ada dua macam persaudaraan. Saudara dalam agama, dan saudara dalam kemanusiaan. Maka, jika pada hakikatnya semua manusia adalah bersaudara, lalu kenapa masih banyak konflik di kalangan kelompok agama,” paparnya.
“Karena itu, kita perlu gagasan baru untuk mempromosikan Islam rahmatan lil alamin, gagasan yang juga akan kita gunakan dalam menjalin relasi dengan negara lain untuk mewujudkan perdamaian.”
Lebih lanjut, Zuhairi menjelaskan bahwa Indonesia mempunyai bekal yang cukup untuk menjadi katalisator perdamaian dunia. Indonesia memiliki dua organisasi Islam besar yaitu NU dan Muhammadiyah yang bergerak ke arah tujuan yang sama.
“NU adalah organisasi yang dibangun di atas prinsip ahlussunnah wal jama’ah yang memiliki karakter keindonesiaan yang kuat, salah satunya adalah sikap toleransi antar umat beragama. Begitupun dengan Muhmmadiyah yang fokus terhadap pengentasan fakir miskin dan mustadh’afin lainnya.”
“Kedua organisasi tersebut memiliki spirit nasionalisme yang tinggi. NU dan Muhammadiyah telah membuktikan bahwa Islam mampu membangun demokrasi dan berkomitmen terhadap isu-isu sosial di Indonesia,” tandasnya.