Dalam waktu dekat ini, IBTimes.ID akan meluncurkan program barunya yaitu “Ngaji Kitab Bareng Kang Boy”, yang akan ditayangkan di kanal YouTube IBTimes.ID-Cerdas Berislam. Program ini berupa serial kajian tafsir yang akan diampu oleh Pradana Boy Zulian Thobibul Fata, yang akrab dipanggil dengan “Kang Boy” dan dimoderatori oleh Ustadzah Ninin Karlina, yang akrab dipanggil Mbak Ninin. Kitab Tafsir yang akan dikaji dalam program “Ngaji Kitab Bareng Kang Boy” ini adalah Tafsir Al-Manar karya Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.
Menurut Kang Boy, keputusan memilih Tafsir Al-Manar sebagai kitab yang dikaji dalam program ini ialah karena Tafsir Al-Manar merupakan tafsir yang sangat populer dan banyak dikaji di kalangan pengaji tafsir kontemporer.
Selain itu, menurutnya, belum pernah ditemukan juga Kitab Tafsir Al-Manar versi terjemahan dalam bahasa Indonesia sehingga mengkajinya merupakan salah satu ikhtiar yang mulia demi penyemaian khazanah keilmuan tafsir kepada khayalak masyarakat Indonesia secara umum.
Kemudian, faktor lain dipilihnya tafsir ini sebagai kajian tidak lain dan tidak bukan karena faktor penulis kitab tafsir ini, yakni Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Sebagaimana sudah kita ketahui, bahwa kedua tokoh ini merupakan tokoh-tokoh awal pembaharu Islam yang menyuarakan dan mengupayakan terwujudnya kembali kebangkitan Islam yang sudah sekian lama terpuruk dan tertinggal oleh zaman modern. Tafsir Al-Manar inilah yang menjadi salah satu ikon ikhtiar mewujudkan kembali kejayaan Islam tersebut.
Founder IBTimes.ID, Azaki Khoirudin, melihat bahwa program ini penting untuk diselenggarakan karena IBTimes.ID sendiri lahir karena spirit “Islam Berkemajuan (IB) yang rasional dan mencerdaskan kehidupan, sebagaimana spirit yang terdapat dalam Tafsir Al-Manar.
Hal ini sebagaimana semangat modernisasi Islam akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 dari para reformis Muslim, seperti; Jamaluddin Al-Afghani, dan kedua penulis Tafsir Al-Manar Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Yang mana, muncul saat dunia Islam berada jauh di belakang bangsa Barat dalam segala aspek kehidupan.
Menurut Azaki, para pembaru tersebut sangat menyadari bahwa dunia Islam membutuhkan “modernisasi” dalam seluruh aspek kehidupan yang dimulai dari pendidikan.
“Tafsir Al-Manar ini adalah karya dua tokoh pembaru Islam tersebut dan merupakan representasi dari pemikiran Islam modernis yang penting untuk dikaji hari ini” kata Azaki.
Terakhir, Azaki mengatakan bahwa generasi milenial muslim modern perlu mengenal Tafsir Al-Manar karena mereka hidup di zaman modern yang dinamis.
“Supaya mereka tidak mengalami diskoneksi masa lalu dan mampu mengenal tradisi dan jati dirinya dengan baik, sehingga tidak menjadi “generasi kagetan”” tutup Azaki.
Yuk ikuti ngaji Tafsir Al Manar, ikuti terus di IBTimes ya…