Setelah sempat membuat heboh jagat dunia maya dengan mengundang pasangan gay Ragil dan Fred untuk berbicara di podcast “Close the Door” miliknya, Deddy Corbuzier akhirnya memutuskan untuk menghapus video podcast yang menayangkan obrolannya dengan pasangan gay tersebut.
Berselang beberapa hari, Deddy mengundang Gus Miftah, sahabat sekaligus gurunya, untuk hadir dalam podcastnya. Tujuan Deddy mengundang Gus Miftah adalah ia ingin mengetahui penjelasan lebih dalam berdasarkan sudut pandang agama Islam sekaligus memberikan klarifikasi terkait video podcast sebelumnya.
Deddy mengunggah video podcastnya dengan judul “Kita Harus Bicara Tentang Ini – Gus Miftah – Deddy Corbuzier Podcast”. Berbeda dengan video sebelumnya, kali ini Deddy banyak menerima respon positif dari para netizen, setidaknya dapat dilihat pada kolom komentar. Bahkan tidak sedikit yang memuji Deddy atas kesediaannya untuk meminta maaf dan memberikan klarifikasi.
Sebelum meminta klarifikasi, Gus Miftah mencoba memberi tanggapan dari sudut pandang netizen. Beliau menduga bahwa kemarahan netizen kepada Deddy disebabkan adanya dugaan bahwa Deddy mendukung LGBT, dalam konteks ini adalah dengan memberi ruang berbicara bagi Ragil dan Fred yang notabene pasangan gay.
Gus Miftah juga mengutip sebuah penjelasan tentang kisah Nabi Luth, “man radhiya ‘amala qawmin husyira ma’ahum” (barangsiapa ridha (setuju) terhadap perbuatan suatu kaum, ia akan dikumpulkan bersama kaum tersebut). Menurut beliau, hal inilah yang menjadi masalah dan perlu diklarifikasi. Beliau pun langsung bertanya kepada Deddy terkait sikapnya atas kaum LGBT.
Deddy pun menjawab,”Tidak, gue tidak mendukung. Dalam podcast itu, gue berkali-kali mengatakan kalau gue tidak mendukung, tapi fenomena ini (LGBT) memang ada. Gue tidak mendukung, tapi juga tidak memusuhi mereka.” Deddy pun menceritakan penolakannya atas LGBT ketiak suatu kali salah seorang artis terjerat kasus ini.
Selanjutnya, Gus Miftah mempermasalahkan judul video yang dipilih oleh Deddy, yakni pada kalimat “Tutorial”. Deddy pun menjelaskan, “Kalau gue memilih judul ‘Tutorial’, misalnya ‘Tutorial Nyolong Motor’, artinya pesan moral yang ada di dalamnya adalah kalau kalian tidak mau motornya kecolongan, maka tonton video ini. Jadi, maksudnya adalah sebagai antisipasi.”
Gus Miftah juga memberikan pandangan terkait sikap Ragil. Bagi beliau, yang dilakukan Ragil yakni pergi ke Jerman demi mendapatkan legalitas atas tindakannya menyukai sesama jenis adalah sama saja dengan mensyi’arkan hal yang jelas dilarang. Selain itu, beliau juga menilai bahwa penolakan lebih keras atas fenomena pasangan gay dibandingkan lesbian atau transgender disebabkan adanya nash yang jelas, dalam hal ini nash terkait perbuatan kaum Nabi Luth dan azab yang menimpa mereka.
Gus Miftah juga tidak segan mengatakan kepada Deddy, “Setelah kegaduhan seperti ini, bisa nggak aku minta sama elu (agar) kontennya di-takedown (dihapus)?” Deddy pun mengiyakan permintaan beliau, bahkan menghapusnya ketika podcast masih berlangsung. Permintaan ini beralasan, karena Gus Miftah khawatir akan dampak negatif yang diakibatkan video tersebut, baik berdampak pada orang lain maupun Deddy sendiri, mengingat status Deddy sebagai tokoh publik dank anal Youtube-nya memiliki banyak subscriber, sehingga pasti dampak yang ditimbulkan akan menyebar secara masif.
Selanjutnya, Gus Miftah mengutarakan harapannya kepada Deddy agar ke depan, jika memang ia ingin membuat sebuah konten edukasi terkait LGBT, maka ia harus mengundang ahlinya, seperti tokoh agama, dokter, hingga “mantan pelaku” LGBT. Namun, beliau tidak menyarankan Deddy mengundang “pelaku” LGBT yang masih aktif.
Terakhir, Deddy menyampaikan permohonan maaf kepada para netizen sekaligus berterima kasih kepada Gus Miftah atas nasehat yang telah diberikan olehnya. Sebaliknya, Gus Miftah juga berterima kasih kepada Deddy karena sudah bersedia meminta maaf serta bersedia menghapus videonya yang menimbulkan kegaduhan. (AN)