Tujuh Poin Pernyataan Orang Muda untuk Indonesia

Tujuh Poin Pernyataan Orang Muda untuk Indonesia

Masa depan Indonesia ditentukan oleh orang muda, begitu kerap kita dengar. Lalu, sebenarnya apa yang mereka lakukan?

Tujuh Poin Pernyataan Orang Muda untuk Indonesia

 

Mereka berbincang, berdiskusi dan menelaah banyak hal tentang masa depan Indonesia, dalam perspektif mereka; orang muda. 

Setelah penggodokan dan berdiskusi selama tiga hari, orang-orang muda yang tergabung dalam ‘Temu Kebangsaaan Orang Muda’ bersepakat untuk membuat resolusi bersama. Hal ini meliputi lima aspek  isu yang menjadi kegelisahan para pemuda ini, yakni isu korupsi, Media Informasi, Lingkungan, HAM dan Keragaman, serta  Pendidikan dan kebudayaan.

Pembacaan pernyataan para pemudi ini dilakukan oleh perwakilan dari lintas agama; Baha’I, Muslim Syiah, Muslim Sunni, Ahmadiyah, Hindu, Protestan, Katolik dan agama kepercayaan. Berikut poin pernyatannya.

 

  1. Mengajak orang muda bijak bermedia.
  2. Menggerakan orang muda untuk melakukan 3M (mengurangi, memilah, menaruh) dan 3R (reuse, reduce, recycle) dalam pengelolaan sampah.
  3. Mengedukasi orang muda guna meningkatkan kesadaran dan keterampilan hidup dalam keberagaman.
  4. Mendorong terciptanya pendidikan tanpa diskriminasi dan mengembalikan nilai-nilai kearifan lokal.
  5. Menolak sumbangan hasil korupsi.
  6. Menolak politisasi KPK.
  7. Menuntut pemerintah untuk menjamin penghormatan, peneuhan dan perlingdungan hak beragama dan berkeyakinan sesua dengan amanat UUD 1945.

 

Temu Kebangsaan diselenggarakan mulai 8-10 April 2016 dan diikuti oleh 100 orang muda lintas iman. Mereka ini merupakan orang muda perwakilan lembaga-lembaga pendukung kegiatan ini seperti Komisi Kepemudaan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Jaringan GUSDURian, Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI), Biro Pemuda dan Remaja Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Dewan Pengurus Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPN PERADAH).

Mereka ini adalah penggerak-penggerak dari berbagai komunitas, baik yang sosial, akademis, ekonomi, maupun politik, dan umumnya belum saling mengenal.  Semua ini dilakukan untuk membangun masa depan Indonesia dari perspektif orang muda. Setelah acara selesai, mereka membangun jaringan antar orang muda dan tersebar di seluruh Indonesia. [DP]