Iman berarti yakin atau percaya. Dalam hal ini iman juga memiliki beberapa tingkatan. Pertama, ilmul yaqin (علم اليقين). Kedua, ‘ainul yaqin (عين اليقين). Ketiga, haqqul yaqin (ٌحق اليقين).
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami tiga tingkatan iman tersebut, perlu diberikan contoh dan perumpamaan berikut:
Si A, si B, dan si C adalah tiga orang yang sama-sama memiliki keyakinan bahwa teman mereka yang bernama Ahmad sedang berada di dalam sebuah ruangan.
Si A yakin bahwa Ahmad ada di ruangan tersebut karena diberitahu oleh seseorang yang sangat bisa dipercaya. Sedangkan si B yakin bahwa Ahmad ada di ruangan tersebut karena dia mendengar bunyi suara Ahmad memantul dari dalam ruangan tersebut. Berbeda dengan A dan B, si C sangat yakin bahwa Ahmad ada di ruangan karena dia masuk kedalam ruangan itu dan melihat Ahmad secara langsung dengan mata kepalanya sendiri.
Contoh diatas adalah perumpamaan tiga tingkatan keyakinan seseorang terhadap keberadaan temannya yang bernama Ahmad di salah satu ruangan. Nah, jika tiga tingkatan keyakinan tersebut ditarik ke arah iman kepada Allah maka penjelasannya sebagai berikut:
Pertama, sebagian orang beriman kepada Allah karena informasi dan bimbingan orang tua dan guru-gurunya bahwa Allah Swt. pencipta alam semesta ini wajib adanya. Ini lah yang disebut dengan ilmul yaqin.
Kedua, sebagian orang beriman dan pecaya bahwa Allah Swt. itu wajib adanya berdasarkan nalar akal sehatnya dengan beberapa bukti seperti alam semesta yang begitu teratur dan rapi ini adalah hal yang baru (ada setelah tidak ada) dan tidak mungkin terwujud dengan sendirinya atau terjadi secara kebetulan. Hal yang baru pasti ada yang menciptkan. Dan itu adalah Tuhan, Allah Swt.
Ketiga, sebagian orang sangat yakin bahwa Allah Swt. itu ada karena mereka melihat-Nya secara langsung dengan mata hati (عين البصيرة) mereka.
Hal ini senada dengan pendapat Imam al-Ghazaly yang mengatakan bahwa iman terbagi menjadi tiga tingkatan: Pertama adalah imannya orang awam (إيمان العوامٌ), kedua adalah imannya para pemikir (إيمان المتكلمين ), dan yang ketiga adalah imannya orang-orang yang telah mencapai derajat ma’rifat (إيمان العارفين).
Semoga Allah Swt. Menjadikan kita bagian dari orang-orang yang ma’rifat dan selalu dekat dengannya. Amin. Wallahu A’lam.