Lika-liku kehidupan sangat unik dan menarik, kadang menempati posisi di atas, beberapa waktu kemudian di bawah, semua silih berganti. Yang paling sulit adalah menstabilkan kondisi diri dalam berbuat dan melangkah.
Imam al-Qusyairi dalam Risalah-nya mengutip perkataan Bisyr al-Harits yang menjelaskan bahwa ada tiga amalan ringan tapi berat dilakukan oleh manusia, yaitu:
Pertama, bersikap dermawan diwaktu paceklik, kekurangan harta. Pada saat seperti ini sangat berat untuk berbagi, untuk dirinya sendiri maupun keluarga saja kekurangan apalagi harus dibagi untuk orang lain.
Kedua, Menjaga diri untuk tidak berbuat hal yang terlarang di saat sendirian. Sungguh hal itu sangat berat sekali dilakukan, karena pada dasarnya manusia menjaga harga dirinya disaat berkumpul, bergaul dengan orang lain, dikala sendiri, ia merasa tak ada manusia yang mengawasi, jadi dengan mudahnya ia melakukan hal-hal yang terlarang.
Ketiga, menyampaikan kebenaran kepada orang yang ia takuti. Sungguh sangat berat sekali, dikarenakan nyawa, harga dirinya bisa terancam, bahkan nyawanya bisa hilang, terutama mengkritik kepada kebijakan seorang raja yang kejam, ataupun kepada pemimpin sebuah negara yang sangat otoriter. Ia harus siap dalam menghadapi resiko apapun yang akan menimpanya.
Untuk mewujudkan tiga hal di atas dibutuhkan kearifan dan kebijaksanaan dalam berbuat dan bertindak sehingga tak menimbulkan ketimpangan di masa depan, terutama tak berlebihan dalam menjalankannya. Karena kadangkala kebaikan yang kita lakukan dianggap salah bahkan tak berarti oleh orang lain. Maka dari itu, konsisten dalam beramal atau istiqamah dan tak berlebih-lebihan dalam beramal sebagai faktor utama dalam meraih keberhasilan.