Di antara kebiasaan masyarakat sebelum Ramadhan adalah mengunjungi keluarga untuk menjalin silaturahim dan ziarah kubur untuk mendoakan keluarga yang sudah meninggal. Kebiasaan ini sangat baik dan tidak bertentangan dengan Islam sama sekali. Menjalin silaturahim sangat dianjurkan dan diutamakan dalam Islam. Begitu pula ziarah kubur, Rasulullah SAW bersabda, “Aku dulu pernah melarang berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah, karena sesungguhnya ia dapat mengingatkan kalian akan kematian.” (HR. Ahmad dan al Hakim).
Namun permasalahannya sekarang, di saat wabah Corona, bagaimana cara kita ziarah kubur? Kalau untuk silaturahim dengan keluarga yang masih hidup bisa melalui teknologi, apalagi ada banyak aplikasi yang menyediakan fitur telpon ataupun video call. Dalam situasi seperti ini, berdasarkan anjuran pemerintah dan ahli medis lebih baik kita tidak keluar rumah untuk sementara waktu, sampai situasi sudah membaik. Terkait ziarah kubur, kita masih bisa mendoakan saudara kita dari rumah masing-masing, karena kita bisa berdoa di manapun dan kapan pun.
Sebab itu, dalam situasi Corona, kita bisa mengganti tradisi ziarah kubur yang biasanya dilakukan sebelum Ramadhan dengan cara mendoakan saudara dan keluarga yang sudah meninggal dari rumah. Caranya bisa dengan cara mendoakan mereka, yang sudah meninggal, setelah shalat, atau membaca surat Yasin, kemudian menghadiahkan pahalanya untuk keluarga yang sudah meninggal.
Kalau mau lebih lengkap dan praktis, di antara cara yang bisa dilakukan setelah membaca surat Yasin di rumah masing-masing, adalah sebagai berikut:
Pertama, membaca istighfar tiga kali.
Kedua, membaca surat al-Fatihah.
Ketiga, Membaca surat al-Ikhlas tiga kali.
Keempat, membaca surat al-Falaq.
Kelima, membaca surat al-Nas.
Keenam, melafalkan kalimat tahlil tiga puluh tiga kali.
Ketujuh, membaca doa. Di antara doa yang bisa dibaca adalah doa yang sering dibaca saat shalat jenazah:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ
الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ
Allahummaghfirlahu war hamhu wa ‘aafihii wa’fu anhu, wa akrim nuzuulahu wawassi’ madholahu, waghsilhu bil maa’i watssalji walbaradi, wa naqqihi, minaddzzunubi wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu minad danasi. Wabdilhu daaran khairan min daarihi wa zaujan khairan min zaujihi. Wa adkhilhul jannata wa aidzhu min adzabil qabri wa min adzabinnaari wafsah lahu fi qabrihi wa nawwir lahu fihi.
“Ya Allah, ampuni dan rahmatilah dia. Selamatkanlah dan maafkanlah dia. Berilah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya, isteri yang lebih baik dari isterinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, lindungilah dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.” (HR. Muslim)
Demikianlah beberapa doa dan dzikir yang bisa dibaca untuk mendoakan keluarga kita yang sudah meninggal.