Setelah menonton film Avenger; Infinity war, kita bisa belajar dari Thanos yang mengorbankan Gamora demi ambisinya mendapatkan batu Jiwa (soul stone). Meski berat dan harus meneteskan air mata, Gamora, sang putri Thanos harus dikorbankan.
Saya kemudian teringat Umar bin Khattab sebelum memeluk Islam yang menguburkan anak perempuannya hanya karena terlahir sebagai perempuan.
Al Qur’an merekam baik kebiasaan tersebut dalam surah An-Nahl ayat 58-59 “Dan apabila seseorangdari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.”
Islam Memuliakan Perempuan
Sebenarnya tidak ada sangkut pautnya antara Thanos dan Umar, selain sama-sama mengorbankan anak perempuannya, sedang perbedaan keduanya banyak. Mari doakan Thanos insaf, agar insaf selayaknya sahabat Umar yang memeluk Islam, agama yang menghormati perempuan.
Islam menghormati hak hidup tiap manusia, tanpa membedakan identitas primordial dan jenis kelamin. Perbedaan sejatinya untuk saling mengenal, menghormati dan berkasih sayang. Begitupun laki-laki dan perempuan, yang bahkan Tuhan menjadikannya ciri-ciri kasih sayangNya kepada manusia.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Al Rûm: 21)
Menurut Habib Prof. Quraish Shihab, laki-laki dan perempuan diciptakan sebagai tanda-tanda kasih sayang-Nya dengan tujuan agar saling mencintai. Allah menjadikan kasih sayang pun agar manusia berfikir tentang ciptaan Allah. Berpikir untuk mencari hikmah.
Islam Memperjuangkan Kesetaraan
Tidak ada yang lebih baik antar menjadi laki-laki ataukah perempuan, semuanya sama di mata Tuhan. Tidak ada diskriminasi gender dalam Islam, yang ada hanya kesetaraan dan penghormatan. Maka alangkah lucunya, jika ada orang yang menganggap perempuan dan istrinya hanya berkecimpung urusan domestik dan tidak boleh bekerja di ruang publik.
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi laki-laki, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS. Al Baqarah: 228)
Habib Prof Quraish Shihab menafsirkan ayat diatas bahwa laki-laki harus berlaku adil. Persamaan hak dan kewajiban suami-istri bagi wanita adalah sebuah prinsip yang belum pernah ada pada bangsa-bangsa sebelum Islam. Pada masa Romawi, istri hanyalah seorang budak di rumah suaminya, hanya mempunyai kewajiban saja tanpa memiliki hak sedikit pun. Begitu juga di Persia. Islam paling dahulu memperkenalkan prinsip keadilan tersebut.
Penutup, Rasulullah pernah bersabda “Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para perempuan”. Pertanyaannya, sudahkah kita memperlakukan perempuan dengan baik, atau malah selama ini kita menjadi Thanos yang “membunuh” perempuan demi keegoisan menjadi laki-laki?. Wallahu ‘alam bishawab.