“Ya mau gimana lagi. Kan ini bulan suci Ramadan… Dia juga tidak mematuhi pemerintah, jadi kalian jangan hujat kita, kita hanya mau membantu pemerintah,” kata Ferdian Paleka, seorang youtuber yang sedang viral karena konten konten prank memasukkan sampah, bukan sembako, ke dalam dus mi instan untuk dibagikan kepada transpuan. Bukan pujian, namun ia banjir hujatan hingga laporan di kepolisian.
Tentu kita ingat ada “Ferdian lain” di masa lalu yang juga atas nama menjaga kesucian bulan Ramadan, malah melakukan aksi kekerasan kepada kelompok-kelompok yang menurutnya salah, seperti melakukan razia warung makan yang tetap buka, aksi main hakim sendiri kepada orang yang dianggap melakukan maksiat dan perilaku bar-bar lainnya.
Ferdian adalah sebagaian dari kita yang doyan melakukan aksi kekerasan demi membela yang dianggapnya benar. Memang benar Ramadan bulan yang suci, tetapi apa layak menjaga sakralnya bulan suci dengan melakukan tindakan yang tidak mencerminkan perilaku muslim yang baik?
Kita boleh setuju dan tidak sepakat dengan pilihan orang lain hidup orang lain, namun apakah dengan ketidaksetujuannya lantas bisa dengan leluasa menghakimi seseorang?
Marilah kita mengurangi klaim atas kebenaran (truth claim) di ranah publik. Jika merasa pendapat kita benar untuk masyarakat luas, sampaikan dengan cara yang santun. Jika masyarakat menolak, ya sudah. Tugas kita mengingatkan, bukan menyesat-sesatkan.
Ramadan Membahagiakan
Jika kita ingin menjaga kesucian bulan Ramadan, maka perilaku yang baiknya kita pertontonkan adalah dengan banyak ibadah, melakukan sedekah kepada sesama atau saling membantu kepada saudara kita yang terdampak pandemi corona.
Hal seperti itulaj yang sebaiknya kita lakukan menjaga bulan ramadan, sebab bulan ini Allah menurun banyak kasih sayang. Bulan Ramadan pun menjadi bulan dimana Tuhan meminta kita menunjukkan rasa cinta dan welas asih kepada sesama lewat perintah zakat hingga saling memaaf-maafan. Masa iya, bulan kasih sayang diisi dengan perilaku menyakiti hati sesama?
Demi menghormati ramadan, kita perbanyak hal-hal yang membawa kebahagiaan kepada sesama. Jika tidak bisa membahagiakan, cukup jangan menambah kesedihan orang lain. Sesederhana itu.