Umar bin Abdul Aziz salah satu khalifah dari Bani Umayyah patut ditiru sikapnya dalam menjalankan roda pemerintahan. Menjadi pejabat negara, tidak serta merta menikmati segala fasilitas yang ada, tetapi Umar bin Abdul Aziz malah khawatir bilamana berurusan dengan uang rakyat.
Diceritakan dalam kitab hilyatul Auliya wa Thabaqathul Ashfiya, juz V h. 207 karangan Abu Nu’aim al-Ashbahani satu ketika Maslamah bin Abdul Malik menjenguk Umar bin Abdul Aziz yang tengah tergeletak sakit. Maslamah dikejutkan dengan pakaian kotor yang dikenakan sang khalifah.
Kata Maslamah kepada istri khalifah, “Wahai Fatimah, bersihkan pakaian Sang Khalifah. Jangan dibiarkan sampai kotor seperti itu.” Fathimah menjawab, “Akan aku lakukan, insya Allah.”
Besok harinya, Maslamah kembali menjenguk Umar dan melihat masih memakai baju kotor seperti kemarin.
“Wahai Fatimah, bukankah aku sudah memintamu untuk mengganti pakaian Sang Khalifah?” Fatimah menjawab, “Ia tidak memiliki pakaian lain untuk salin.
Saat menjabat sebagai khalifah, hal pertama yang dilakukan Umar bin Abdul Aziz adalah menjual segala fasilitas-fasilitas mewah yang berada di dalam istana. Hasil penjualannya Umar bin Abdul Aziz serahkan kepada kas negara. Ia juga, tidak jarang mencopot pejabat negara yang melakukan korupsi.
Selain memiliki sifat sederhana dan adil, Umar bin Abdul Aziz juga dikenal dengan sifat kezuhudannya.
Kezuhudan Umar bin Abdul Aziz ini diakui oleh ulama-ulama besar lainnya. Misalnya Makhul asy-Syami ulama asal negara Suriah. Ia pernah berkata, “Aku bersumpah, belum pernah aku melihat orang yang lebih zuhud dan takut kepada Allah selain Umar bin Abdul Aziz.”
Ibnu Abdul Hakam juga mengakui kezuhudan Umar Abdul Aziz, “Begitu Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai khalifah, ia menjadi sosok yang sangat zuhud, meninggalkan kemewahan dunia, makan pun hanya dengan lauk seadanya.
Baca juga : Kisah Murid Imam Ahmad Bin Hambal: Rela Jadi Pengemis Asal Bisa Belajar
Dari pengakuan ulama-ulama besar tadi, Umar bin Abdul Aziz dijuluki sebagai Umar II, lantaran mewarisi karakter pribadi sang kakek, Umar bin Khattab. Sikap adil, jujur, sederhana merupakan sifat yang nampak dari sang khalifah. Dan yang paling penting adalah, kesempatan diberi amanah menjadi khalifa, tidak dimanfaatkan Umar bin Abdul Aziz untuk bermewah-mewahan menikmati fasilitas negara.
Sikap kezuhudan Umar bin Abdul Aziz lainnya diceritakan juga di dalam kitab Qashashul ‘Arab Mausu’atu Qashasi wa Nawadiril ‘Arab juz II h. 205 garapan Ibrahim Syamsuddin.
Malam itu, Umar bin Abdul Aziz tengah beristirahat setelah seharian penuh menjalankan tugas kenegaraan datang seorang tamu bernama Abdullah ke rumah khalifah. Khalifah Umar bin Abdul Aziz mempersilakan tamu itu masuk, khalifah berkata “Biarkan dia masuk dan persilahkan duduk,”
Umar bin Abdul Aziz lalu menyalakan lilin untuk menerangi seisi ruangan dan bertanya kepada tamu tentang keadaan rakyat-rakyatnya. “Bagaimana kondisi para pegawai, para tentara, kaum Muhajirin dan Anshar, dan orang-orang fakir miskin. Apakah mereka semua sudah dipastikan mendapat haknya masing-masing? Apakah ada rakyat yang didzalimi?” tanya Umar kepada Abdullah.
Abdullah menjawab dengan detail semua pertanyaan sang khalifah. Kini giliran Abdullah bertanya kepada sang khalifah, “Wahai Amirul Mu’minin, bagaimana kondisi kesehatanmu dan keluargamu sendiri?” saat ditanya seketika itu juga Umar bin Abdul Aziz mematikan lilin kemudian mengganti lilin lainnya yang ukurannya lebih kecil dari lilin sebelumnya.
Khalifah menjawab pertanyaan Abdullah tadi, tapi Abdullah masih keheranan mengapa sang khalifah mengganti lilin tersebut. Abdullah diburu rasa penasaran, hendak tahu apa maksud dengan mengganti lilin tersebut. Abdullah bertanya, “Wahai Amirul Mu’minin, aku belum mengerti mengapa saat membahas urusan rakyat kau menyalakan lilin yang terang, tapi begitu membahas urusan personal kau ganti dengan lilin kecil yang redup?”
“Wahai Abdullah, lilin yang terang tadi adalah harta Allah dan umat Muslim. Lilin ini hanya layak dinyalakan untuk kepentingan umum, bukan pribadi. Sebab itu, ketika kita tadi berbicara soal personal, maka aku matikan lilin tadi dan diganti dengan lilin milik pribadi,” jawab Umar bin Abdul Aziz.