Ada salah satu peristiwa penting yang tercatat pada tanggal 22 Ramadhan. Peristiwa penting tersebut adalah wafatnya salah seorang ulama hadis, Imam Ibnu Majjah. Imam Ibnu Majah merupakan salah seorang Imam dan tokoh dibidang hadis yang dikenal karena kejujuran dan akhlak mulianya. Salah satu karyanya dalam bidang hadis yang dikenal dengan sebutan al-Mujtaba (Sunan Ibnu Majjah) itu merupakan salah satu dari kelompok kutub as-sittah (enam kitab hadis yang diakui).
Nama lengkapnya Abu Abdurrahman Muhammad bin Yazid ar-Rabi’ bin Majah Al-Quzwaini. Ia lahir pada tahun 207 / 209 Hijriyah di daerah Qazwin (salah satu kota terkenal dikawasan Iran) Sebutan Majjah dinisbatkan kepada ayahnya yang bernama Majjah Maula Rab’at. Ibnu Majjah adalah muhaddis ulung, mufassir, dan seorang alim. Imam Ibnu Majjah wafat pada hari senin tanggal 22 Ramadhan 273 H / 887 M. pada usia 74 tahun.
Imam Ibnu Majjah belajar sejak usia remaja dan tumbuh di lingkungan yang penuh ilmu. Ibnu Majjah kecil memulai langkah belajarnya dengan runut. Pertama-tama ia menghafal Al-Qur’an yang merupakan sumber utama hukum-hukum Islam. Ibnu Majjah baru mulai menekuni bidang ilmu hadis pada usia 15 tahun pada seorang guru ternama yaitu Ali bin Muhammad at-Tanafasi sampai berusia 20 tahun. Sejak saat itu bakat dan minatnya dibidang hadis semakin besar.
Ibnu Majjah memulai melakukan rihlah ilmiyah dan menemui banyak guru serta melewati berbagai Negara, di antaranya Iraq, Hijaz, Mesir, Syam, Kufah, Bashrah, Makkha, Madinah, Damaskus dan lain sebagainya. Di negara inilah Ibn Majah bertemu para ulama ahli hadis dari Imam-Imam hadis pada massanya. Di antaranya, sahabat-sahabat Imam al-Lais, Muhammad bin Abdillah bin Numair, Hisyam bin Ammar, Muhammad bin Rahmi, Ahmad bin Azhar, Basyar bin Adam, Yazid Abdullah al-Yamani, Zahir bin Harb, Duhaim Abu Mus’ab az-Zahry, Jubarah bin Mughalls dan lain sebagainya.
Dalam dunia hadis, beliau mendapat gelar Al-Hafidz. Al-Hafidz adalah gelar bagi orang yang sangat luas pengetahuannya tentang hadis yang diketahuinya lebih banyak daripada yang tidak diketahuinya, Ibnu Majah sanggup menghafal 100.000 hadis baik sanad maupun matannya, serta seluk beluk rawinya.
Beberapa karyanya yaitu dalam bidang sejarah beliau menulis buku at-Tarikh yang mengulas sejarah, atau biografi para muhaddis sejak awal hingga massanya. Dalam bidang tafsir beliau menulis buku Al-Qu’an Al-Karim, dalam bidang hadis beliau menulis buku as-Sunan yang merupakan kutubus Sittah (enam kitab hadis yang pokok).
Kitab Sunan Ibnu Majjah salah satu kitab karya Imam Ibnu Majjah terbesar yang masih beredar hingga sekarang. Dengan kitab ini Ibnu Majjah menjadi semakin terkenal. Ia menyusun kitab Sunan Ibnu Majjah ini menjadi beberapa kitab dan beberapa bab. Kitab Sunan ini terdapat dari 32 kitab, 1.500 bab. Sedang jumlah hadisnya sebanyak 4.000 buah hadis.
Kitab Sunan ini disusun menurut sistematika fikih yang dikerjakan secara baik dan indah. Ibnu Majah memulai Sunan-nya ini dengan sebuah bab tentang mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Ia menguraikan hadis-hadis yang menunjukkan kekuatan sunnah, kewajiban mengikuti dan mengamalkannya.
Dalam kitab Sunan Ibnu Majah terdapat hadis-hadis sahih, hasan dan daif. Kitab Sunan Ibnu Majah berada di urutan terakhir dalam Kutub as-Sittah [kitab yang enam], karena dalam kitab ini terdapat lebih banyak hadis daif dari pada Kutub as-Sittah yang lain. Di dalam kitab Ibnu Majjah terdapat sekitar 4.241 buah Hadis, 3.002 buah hadis di antaranya terdapat dalam kitab-kitab hadis yang lainnya, seperti Sahih Bukhari, Muslim dan Tirmidzi.
Setelah mendedikasikan hidupnya sangat besar kepada Islam, kini tibalah saat beliau menghadap sang pencipta. Ibnu Majjah wafat pada tanggal 22 Ramadhan 273 H dan dimakamkan di tanah kelahirannya, Qazwin, sekarang bagian dari negara Iran.