Tak Ada Real Estate di Gaza yang Bisa Gantikan Kejahatan Kemanusiaan Israel

Tak Ada Real Estate di Gaza yang Bisa Gantikan Kejahatan Kemanusiaan Israel

Tak Ada Real Estate di Gaza yang Bisa Gantikan Kejahatan Kemanusiaan Israel
Trump dan Netanyahu di Amerika Serikat bahas jalur Gaza dan posisi Israel. picty by Anadolu Agency

GAZA, ISLAMI.CO – Perlawanan untuk menolak ide presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin membangun Gaza seperti layaknya ‘real estate’ dan jadi tempat dunia ditentang banyak pihak dan menolak baliknya warga Gaza ke rumahnya. Salah satu yang paling keras adalah Spanyol

Ketika berbicara soal ide Trump, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez bahkan berjanji untuk melawan rencana Presiden AS itu.

Apalagi, Trump mengatakan untuk idenya, bisa saja ia membuat Gaza seperti real estate untuk warga daunia dan tidak segan mengusir warga Palestina, serta menjadikan h Gaza menjadi “Riviera Timur Tengah”.

“Tidak ada operasi real estat yang dapat menutup aib, kejahatan terhadap kemanusiaan… yang telah kita lihat di Gaza dalam beberapa tahun terakhir. Kita seharusnya tidak mengizinkannya. Dan dari Spanyol, kita tidak akan mengizinkannya,” kata di Komunitas Otonomi Basque dilansir Antara. 

Solusi Dua Negara

Pemimpin Partai Sosialis Spanyol itu bersikeras pada solusi dua negara. Sama seperti di Indonesia,a warga Palestina dan Israel hidup bredampingan.

Disebutnya sebagai hidup dalam “kedamaian, harmoni dan keamanan.”

Awal bulan ini, Trump mengatakan akan ‘mengambil alih’ dan ‘memiliki’ Gaza, mengirim seluruh penduduknya ke negara-negara tetangga untuk memberi ruang bagi pembangunan real estat mewah.

Sanchez juga menegur komentar Wakil Presiden AS JD Vance baru-baru ini di Munich, di mana dia meminta para pemimpin Eropa untuk memperluas toleransi mereka terhadap partai-partai sayap kanan.

“Yang diinginkan oleh kelompok sayap kanan internasional adalah menghancurkan Eropa dari dalam,” kata Sanchez, yang menyebutnya sebagai “kuda Troya” (Trojan horse).

“Saat ini kita membutuhkan lebih banyak Eropa daripada sebelumnya, bukan lebih sedikit,” katanya, sambil menyerukan Partai Populer Spanyol yang konservatif untuk memutuskan perjanjiannya dengan partai sayap kanan Spanyol, Vox.

Sanchez menuduh kelompok sayap kanan Spanyol yang menghindari kritik terhadap AS sementara AS mengenakan tarif pada barang-barang Eropa, baik untuk negara-negara seperti Spanyol maupun negara-negara yang dipimpin oleh kelompok sayap kanan seperti Hongaria.

“Mereka keras terhadap yang lemah tetapi tunduk kepada yang kuat. Mereka tidak mengutamakan negara; mereka mengutamakan uang,” tambahnya.

Dia menggambarkan kelompok sayap kanan sebagai “multinasional” yang terdiri dari “para penganut neoliberal, miliarder, dan kelompok sayap kanan” yang ingin memprivatisasi kesejahteraan sosial, mencabut hak asasi manusia dan mengabaikan perubahan ikli

“Jika kita menerimanya, kita menormalkannya, dan kekalahan kita dimulai… kita perlu menyuarakan penolakan terhadap jenis kemunduran ini,” tambahnya.

Dengan ancaman tarif lebih lanjut dari AS terhadap Eropa, Perdana Menteri Spanyol itu mengatakan bahwa dia menentang perang dagang dan akan memperjuangkan kepentingan pekerja Spanyol.

Sanchez juga mengatakan bahwa Spanyol akan menentang “mereka yang ingin melanggar hukum internasional secara sepihak” dan memperjuangkan multilateralisme.

Dia mengatakan bahwa ketika negosiasi perdamaian dimulai untuk Ukraina, “masa depan Ukraina harus melalui kepemimpinan Ukraina. Dan setiap pembicaraan tentang keamanan Eropa harus dinegosiasikan dengan orang Eropa.”

Selain memimpin Spanyol, Sanchez juga adalah presiden Socialist International, sebuah organisasi yang mempromosikan sosialisme demokratis secara global.