Nabi Yusuf akhirnya memberi tahu arti mimpi yang dialami dua pemuda yang menemuinya di penjara. Allah menghendaki kedua pemuda itu bernasip saling bertolak belakang. Allah berfirman dalam surat Yusuf ayat 41-42:
يَا صَاحِبَيِ السِّجْنِ أَمَّا أَحَدُكُمَا فَيَسْقِي رَبَّهُ خَمْرًا وَأَمَّا الْآخَرُ فَيُصْلَبُ فَتَأْكُلُ الطَّيْرُ مِنْ رَأْسِهِ قُضِيَ الْأَمْرُ الَّذِي فِيهِ تَسْتَفْتِيَانِ () وَقَالَ لِلَّذِي ظَنَّ أَنَّهُ نَاجٍ مِنْهُمَا اذْكُرْنِي عِنْدَ رَبِّكَ فَأَنْسَاهُ الشَّيْطَانُ ذِكْرَ رَبِّهِ فَلَبِثَ فِي السِّجْنِ بِضْعَ سِنِينَ
Yaa shaahibayis sijni ammaa ahadukumaa fayasqii rabbahu khamraw waammal aakharu fayushlabu fatakkuluth thairu mir ra’sihi qudhiyal amrulladzii fiihi tastaftiyaan. Waqaala lilladzii dhanna annahu naajim minhumaadzkurnii ‘inda rabbika faangsaahusy syaithaanu dzikra rabbihi falabitsa fis sijni bidh’a siniin.
Artinya:
“Hai kedua penghuni penjara, ‘Adapun salah seorang diantara kamu berdua, akan memberi minuman tuannya dengan khamar; Adapun yang seorang lagi, maka ia akan disalib lalu burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku).’ Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat diantara mereka berdua, ‘Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu.’ Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya.'” (QS: Yusuf ayat 41-42)
Nasib yang Bertolak-Belakang
Nabi Yusuf menerangkan kepada kedua pemuda tersebut salah satu keduanya akan bekerja menyuguhkan minuman dan yang lain akan dihukum mati dengan disalib. Tentu saja yang beliau maksud adalah si tukang minuman akan kembali ke pekerjaannya semula sebagai tukang minuman, dan si tukang roti akan memperoleh hukuman berupa hukaman mati.
Nabi Yusuf juga menegaskan, apa yang beliau sampaikan pasti akan terjadi. Mengapa Nabi Yusuf seperti perlu menegaskan hal tersebut? Ibnu Katsir menjelaskan ada riwayat yang menceritakan bahwa kedua pemuda tersebut sempat meragukan tafsir mimpi yang disampaikan Nabi Yusuf. Oleh karena itu, Nabi Yusuf merasa perlu menegaskan bahwa apa yang beliau sampaikan pasti akan terjadi sebab itulah yang diberitahukan Allah.
Nabi Yusuf lalu meminta si pemuda yang kelak akan selamat, agar nanti tatkala keluar dari penjara ia menceritakan keadaan Nabi Yusuf kepada sang raja. Sayangnya, setan membuat lupa pemuda itu. Hal itu menjadikan Nabi Yusuf tetap ada di penjara selama bertahun-tahun.
Menjaga Perasaan Orang yang Tertimpa Musibah
Mengapa dalam menyampaikan tafsir dari mimpi dua pemuda tersebut, Nabi Yusuf tidak langsung menunjuk orang yang kelak akan mengalaminya? Mengapa seakan Nabi Yusuf hendak menyamarkan orang yang beliau maksud dengan memakai bahasa “Salah satu dari kalian?” Mengapa tidak memakai bahasa semacam, “Kamu tukang minuman akan bebas dan kamu tukang roti akan mati disalib?”
Imam Ibnu Katsir menjelaskan hal itu dikarenakan Nabi Yusuf tidak ingin membuat sedih si tukang roti. Sedang menurut Imam al-Alusi, hal itu dikarenakan nabi Yusuf hendak menjaga etika pertemanan dengan dua pemuda tersebut. Bisa jadi bila Nabi Yusuf tidak berhati-hati dalam menjaga bahasa penyampaiannya, kedua pemuda itu justru tidak menerima dakwah Nabi Yusuf dan berbalik membenci Nabi Yusuf.
Dari cara berkomunikasi Nabi Yusuf kita bisa mengambil teladan, bahwa meski kita adalah orang mulia dan yang hendak kita sampaikan kita yakini sudah pasti terjadi serta dibutuhkan oleh orang yang kita ajak bicara, kita tetap harus menjaga etika berkomunikasi dengan baik. Jangan sampai cara berbicara kita, meski isinya benar, membuat orang lain merasa sakit hati. Dan akhirnya terdorong menolak ucapan kita.