Tafsir Surat Al-Kautsar: Benarkah Nabi Muhammad Terputus Keturunannya?

Tafsir Surat Al-Kautsar: Benarkah Nabi Muhammad Terputus Keturunannya?

Surat al-Kautsar termasuk bagian dari surat paling pendek yang terdapat di dalam al-Qur’an. Karena pendek, sebagian umat Islam lebih mudah menghafalkannya dibanding surat yang lain.

Tafsir Surat Al-Kautsar: Benarkah Nabi Muhammad Terputus Keturunannya?

Surat al-Kautsar termasuk bagian dari surat paling pendek yang terdapat di dalam al-Qur’an. Karena pendek, sebagian umat Islam lebih mudah menghafalkannya dibanding surat yang lain. Berikut redaksi dan terjemahan surat al-Kautsar:

إِنَّآ أَعْطَيْنَٰكَ ٱلْكَوْثَرَ

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلْأَبْتَرُ

Artinya:

“Sesungguhnya kami telah menganugerahkan kepada-mu (Nabi Muhammad), al-Kautsar (kebajikan yang banyak).

Maka, shalatlah demi Tuhan Pemeliharamu dan sembelihlah (binatang untuk engkah sedekahkan kepada yang membutuhkan).

Sesungguhnya pembencimulah yang terputus (dari keturunan dan kebajikan).” 

Prof. Quraish Shihab dalam Shihab dan Shihab menegaskan, yang paling penting dalam membaca al-Qur’an adalah memahami maknanya. Satu ayat lebih baik dari sepuluh ayat kalau benar-benar dipahami dan dihayati.

Secara umum surat al-Kautsar berbicara tentang anugerah Allah kepada Nabi Muhammad SAW dan dampak buruk bagi orang yang membenci Nabi Muhammad. Prof. Quraish menjelaskan, surat ini bertujuan untuk mengajak umat Islam terutama untuk memberi penghormatan sebesar-besarnya terhadap Nabi Muhammad, bukan saja menghormatinya sebagai seorang Nabi, tetapi juga manusia biasa.

“Ada non-muslim yang menghormati Nabi, padahal mereka tidak percaya. Itu karena mereka melihat Nabi sebagai seorang manusia. Tapi kalau kita homat Islam, penghormatannya berganda, memandangnya sebagai manusia yang sangat hebat, selain kita juga harus memandangnya sebagai seorang Nabi,” Ujar Prof. Quraish Shihab.

Surat ini dilatarbelakangi oleh kematian putera Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana diketahui, semua anak Nabi Muhammad yang bertahan hidup adalah perempuan. Karena itu, sebagian orang berkata, keturunan Nabi Muhammad sudah terputus, abtar. Garis keturunan zaman itu dianggap melalui garis laki-laki, sehingga garis keturunan dari perempuan tidak dianggap.

Pada ayat pertama surat al-Kautsar, Allah SWT berfirman dengan menggunakan kata al-Kautsar, yang artinya banyak hal. Maksudnya, kata Prof. Quraish, Allah menganugerahkan kepada Nabi Muhammad banyak keturunan. Sebab itu, keturunan bisa dikaitkan dengan anak perempuan, juga bisa dikaitkan dengan anak laki-laki. Nabi Isa misalnya, tidak ada ayahnya. Nasabnya disandarkan kepada ibunya.

Perlu diketahui, sebagian ulama mengartikan al-Kautsar dengan banyak keturunan, ada yang menerjemahkannya dengan banyak kebaikan, dan seterusnya.

Kemudian pada ayat kedua, Allah memerintahkan untuk shalat dan menyembelih binatang. Kata shalat di sini, menurut Prof. Quraish Shihab, lebih tepat dimaknai dengan doa daripada ibadah shalat yang sering kita lakukan. Maksudnya adalah berdoalah kepada Tuhan, dan kalau kamu mendapat anugerah, seperti kelahiran anak, maka sembelihlah binatang sebagai bentuk rasa syukur.

Ayat terakhir menjelaskan bahwa Allah mengatakan kepada Nabi Muhammad bahwa yang memusuhi Nabi itulah yang keturunannya terputus. Orang yang memaki Nabi, tidak dikenal lagi keturunannya. Sementara Nabi keturunannya banyak.

“Singkatnya, inti dari surat ini adalah agungkanlah Nabi Muhammad,” Tutup Prof. Quraish Shihab