Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 69-70: Kisah Nabi Musa Dilarang Protes Saat Belajar Pada Nabi Khidir

Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 69-70: Kisah Nabi Musa Dilarang Protes Saat Belajar Pada Nabi Khidir

Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 69-70: Kisah Nabi Musa Dilarang Protes Saat Belajar Pada Nabi Khidir
Kitab-kitab yang disusun rapi.

Sebagaimana dijelaskan pada ayat 66-68, Nabi Musa boleh menjadi murid Nabi Khidir dengan syarat jangan protes atas apapun yang dilakukan Nabi Khidir, sekalipun hal tersebut di luar nalar dan logika. Terkait hal itu, Allah SWT berfirman:

قالَ سَتَجِدُنِي إِنْ شاءَ اللَّهُ صابِراً وَلا أَعْصِي لَكَ أَمْراً () قالَ فَإِنِ اتَّبَعْتَنِي فَلا تَسْئَلْنِي عَنْ شَيْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْراً

Qola satajiduni insyaallahu shobirow wa la a‘shi laka amro () qola fa inittaba‘tani fala tas’alni ‘an sya’in hatta uhditsa laka minhu dzikro ()

 Artinya:

“Musa menjawab, “Insya Allah Anda akan melihatku bersabar (untuk belajar), dan aku tak akan menentang perintah Anda” () Nabi Khidir berpesan, “Jika kamu ingin menjadi muridku, kamu protes apapun kecuali aku sendiri menceritakannya padamu” (QS: Al-Kahfi Ayat 69-70)

 

Ucapan insya Allah yang diucapkan Musa ini, menurut Imam al-Baghawi dalam Ma‘alim al-Tanzil fi Tafsir al-Qur’an, menandakan ketidakpedeannya belajar pada Nabi Khidir. Ia tidak yakin apakah akan benar-benar bersabar belajar pada Nabi Khidir. Di sisi lain, menurut Ibnu ‘Asyur dalam al-Tahrir wat Tanwir, bertanya saat yang ditanya sedang sibuk mengurus hal yang dikerjakan itu bisa membuat bad mood yang bersangkutan. Bisa saja nanti jawaban yang dipaparkan tidak pas atau tidak memuaskan saat yang ditanya sedang tidak fokus. Oleh karena itu, Nabi Khidir tidak mau ditanya apalagi diprotes mengenai hal yang dilakukannya, sekalipun hal itu tidak masuk akal dan mengherankan.

Menurut Imam al-Qurthubi, pensyaratan yang diajukan Khidir pada Musa merupakan bentuk bimbingan dan arahan murid pada gurunya agar bisa terus saling memahami. Akan tetapi, pada kenyataannya Nabi Musa tidak sabar dan selalu protes atas apa yang dilakukan Nabi Khidir. Dalam ayat-ayat berikutnya, Nabi Musa protes sebanyak tiga kali. Protes pertama dan kedua dimaafkan, namun protes ketiga menjadi pertanda perpisahan antara Nabi Musa dan Nabi Khidir.

Dalam tradisi tasawuf atau tarekat, seorang murid atau salik yang sedang mencari bimbingan dari gurunya itu pantang membantah bila guru mengarahkan sesuatu padanya. Hal ini pun berlaku pada orang yang tidak berilmu pada orang yang berilmu. Artinya, kita harus bisa mengukur diri keilmuan yang kita miliki. Bila ilmu kita terbatas, tentu kita harus mengikuti orang yang lebih tinggi ilmunya dari kita.