16. Orang-orang munafik itu orang yang menjual kesesatannya dengan hidayah, maka mereka tidak akan mendapatkan keuntungan dan mereka tidak akan menjadi orang-orang yang mendapatkan petunuk.
Orang-orang munafik tersebut sebenarnya sudah mengetahui akan kebenaran apa yang disabdakan Nabi Muhammad Saw dan mencelanya itu adalah perbuatan sesat. Tetapi mereka menyukai kesesatan itu dengan harapan mendapatkan hidayah dari-Nya.
Secara kalkulasi dagang, mereka akan mendapatkan keuntungan tetapi mereka tidak akan bisa mendapatkannya dan tidak akan mendapatkan petunjuk-Nya.
17. Perumpamaan mereka itu seperti orang yang menyalakan api, di saat api itu menerangi sekitarnya, maka Allah Swt menghilangkan cahaya yang ada pada orang-orang munafik dan meninggalkan mereka dalam kegelapan sehingga mereka tidak dapat melihat.
18. Mereka seperti orang yang tuli, bisu, serta buta, maka mereka tidak akan bisa kembali.
Perumpamaan orang-orang munafik itu diperumpakan seperti orang yang menyalakan api dengan maksud mencari terang, akan tetapi terang itu baru sebentar menerangi lalu cahayanya disirnahkan oleh Allah. Sehingga mereka tetap dalam kegelapan tidak dapat mengetahui apa-apa.
Orang-orang munafik itu ambegedet seperti orang tuli yang tidak dapat mendengarkan kabar yang benar, seperti orang yang buta tidak dapat melihat perbuatan yang benar, seperti orang yang bisu tidak dapat berbicara yang benar. Mereka berkutat tidak bisa kembali dari sikap prilaku yang tidak terpuji.
19. Atau seperti orang yang terkena air hujan dari langit, gelap gulita, petir serta halilintar mengiringinya. Mereka menjadikan jari-jemarinya untuk menutupi telinga mereka dari suara petir dikarenakan mereka takut mati. Allah Swt Maha meliputi terhadap orang-orang yang kafir.
Atau perumpamaan orang-orang munafik itu seperti orang yang kehujanan, gelap gulita, suara petir bersaut-sautan, cahaya halilintar bersinar terang sebagai pertanda akan adanya petir, maka orang-orang munafik itu menutupi telinga mereka dengan jari-jarinya, disebabkan karena takut mati.
20. hampir-hampir petir itu menyambar telinga mereka di saat kilat menarangi mereka, petir pun ikut berjalan merambat menyertai kilat tersebut. Dan di saat gelap gulita mengenai mereka, mereka pun segera berdiri tegak. Dan kalau Allah Swt berkehendak, maka Ia pasti mensirnahkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah terhadap sesuatu itu Maha Kuasa.
Halilintar yang menyambar-nyambar, seakan-akan hampir menyambar mata. Dan disaat ada cahaya terang gebyar mereka berjalan menuju arah kegelapan dan di saat gelap gulita mereka berdiri berjajar. Dan kalau Allah Swt berkehendah pasti bisa menghilangkan pendengaran dan penglihatan mereka.
Diterjemahkan dari kitab Tafsir al-Ibriz, karya KH. Bisri Musthofa