11. Dan apabila dikatakan kepada mereka; “Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi”, maka mereka menjawab; “sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berbuat kebaikan”.
12. Ingat! Sesungguhnya mereka itu orang-orang yang berbuat kerusakan akan tetapi mereka tidak menyadarinya.
13. Dan apabila dikatakan kepada mereka; “Berimanlah sebagaimana manusia lainnya beriman, maka mereka menjawab; “Apakah kami harus beriman seperti halnya orang-orang yang bodoh”. Ingat! Sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang bodoh tetapi mereka tidak mengetahuinya.
Orang-orang munafik itu kalau diingatkan agar tidak berbuat kerusakan, mereka membalas dengan perkataan bahwa dirinya berbuat kebajikan. Sesungguhnya mereka itu berbuat kerusakan, akan tetapi mereka tidak menyadarinya.
Dan kalau diingatkan agar iman sebagaimana imannya para sahabat Nabi Muhammad Saw, maka mereka membalas dengan perkataan; “Apakah kami diperintah untuk beriman seperti orang-orang yang bodoh itu”. Tidak menyadari bahwa sesungguhnya dirinya yang bodoh, tetapi mereka tidak menyadari kebodohannya.
14. Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang mu’min, maka bereka berkata; “Kami telah beriman.”. Dan apabila mereka kembali kepaada golongannya, maka mereka berkata; “Sesungguhnya kami bersama kalian, tiada lain sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menertawakan”.
Orang munafik itu kalau ketemu orang mu’min, dirinya itu mengaku iman. Tetapi sewaktu dirinya sudah kembali berkumpul dengan golongannya, maka mereka saling menertawakan dan berucap bahwa mereka tetap setia untuk bersama dengan golongannya, adapun mengaku iman itu hanya untuk candaan belaka.
15. Allah Swt menertawakan orang-orang munafik dan membiarkannya dalam melakukan kejahatannya agar mereka bingung.
Allah Swt membalas ejekan orang-orang munafik tersebut, dengan membiarkannya agar tambah berat siksanya.
Diterjemahkan dari kitab Tafsir al-Ibriz, karya KH. Bisri Musthofa