Masih tentang orang yang tidak percaya covid dan tidak mematuhi aturan protokol kesehatan ketika nimbrung dalam keramaian. Silahkan tidak percaya covid, menganggap covid bagian dari konspirasi, tetapi tolong ketika berinteraksi dengan orang lain, patuhi aturan kesehatan yang sudah disepakati banyak orang. Seperti yang dikatakan Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi, “Silahkan anda punya seribu keyakinan, tapi diam di rumah. Tidak Usah keluar rumah. Begitu anda keluar rumah, anda terikat dengan adat-adat.”
Dalam Islam ada kaidah, la dharar wa la dhirar, jangan merusak, merugikan, dan membahayakan orang lain, dan jangan lupa merusak diri sendiri. Usahakan semaksimal mungkin agar terhindar dari bahaya penularan wabah Covid-19, tapi juga harus berusaha melindungi orang lain dari bahaya, paling tidak kita sendiri tidak membahayakan orang lain.
“Anda punya seribu keyakinan terserah. Menganggap Covid ini tidak ada, anda tidak akan kena dan segala macam, itu urusan anda. Tapi begitu anda ke ruang publik, seperti jalan, pasar, dan termasuk masjid, anda terikat dengan kaidah Islam, la dharar wa la dhirar. Jadi bukan semaunya, kalau anda semaunya, di rumah aja. Terserah mau ngapain di rumah. Tapi kalau keluar ke ruang publik harus tanggung jawab.”
TGB dalam pengajiannya itu mengutip hadis dari Rasulullah, “Tidak beriman salah seorang dari kalian, melainkan dia menginginkan kebaikan untuk orang lain, seperti halnya dia menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri.” Sederhananya, kalau tidak mau sakit, jangan menyakiti orang lain. Jangan lakukan kepada orang lain apa yang kita tidak sukai. Kita tidak mau dapat penyakit, mestinya kita juga jangan tularkan penyakit pada orang lain.
Sudah menjadi kewajiban umat Islam untuk menjaga dan tidak melakukan apapun yang bisa membahayakan orang lain, apalagi bila itu berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan orang lain. TGB berpesan agar bertanggung jawab di ruang muamalah. Kaidah la dharar wa la dhirar perlu dipegang dan diingat ketika keluar rumah dan berinteraksi dengan orang lain.