Pada umumnya, jamak shalat fardhu dilakukan karena safar atau dalam perjalanan, sakit, atau sedang melaksanakan ibadah haji. Namun demikian, ada sebagian orang yang melakukan jamak shalat karena sibuk. Misalnya, lagi ada acara atau rapat seharian. Bagaimana hukum melakukan jamak shalat karena sibuk?
Dalam kondisi sangat sibuk dan itu bukan kebiasaan setiap hari, maka hukumnya boleh melakukan jamak shalat. Misalnya jamak shalat bagi pengantin baru yang sedang mengadakan acara walimatul ursy, atau karena ada acara rapat seharian yang sangat mendesak untuk segera diselesaikan.
Hal ini sebagaimana diterangkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Syarah Shahih Muslim berikut;
وذهب جماعة من الأئمة الى جواز الجمع فى الحاضر للحاجة لمن لا يتخذه عادة وهو قول ابن سيرين وأشهب من أصحاب مالك
Sejumlah imam berpendapat tentang diperbolehkannya menjamak shalat di rumah karena ada keperluan bagi orang yang tidak menjadikannya sebagai kebiasaan. Ini pendapat Ibnu Sirrin, Asyhab dari pengikut Imam Malik.
Ini juga dijelaskan dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin berikut;
وحكى الخطابي عن ابي اسحاق جوازه في الحضر للحاجة وان لم يكن خوف ولا مطر ولا مرض
Imam Khatthabi menyebutkan dari Ibu Ishaq mengenai kebolehan jamak shalat di rumah karena ada keperluan, meskipun tidak karena takut, hujan, atau sakit.
Bahkan untuk jamak takdim, sebagian ulama Syafiiya membolehkan meskipun tidak ada uzur dan keperluan tertentu. Ini sebagaimana disebutkan kitab Tarsyih Al-Mustafidin berikut;
ومن الشافعية وغيرهم من ذهب الى جواز الجمع تقديما مطلقا لغير سفر ولا مرض ولا غيرهما من الاعذار
Sebagian ulama Syafiiyah dan lainnya berpendapat mengenai kebolehan melakukan jamak takdim secara mutlak bagi orang tidak bepergian, tidak sakit, dan tidak ada uzur lainnya.
Dengan demikian, jika dalam keadaan sibuk serta bukan kebiasaan, maka boleh boleh menjamak shalat fardhu, terutama jamak shalat takdim.
Selengkapnya, klik di sini