Siapakah manusia yang pertama kali masuk surga? Siapakah manusia yang terakhir masuk surga? Dua hal ini mungkin adalah permasalahan yang menarik untuk diktahui dan disimak penjelasannya. Sumber keterangannya dari Nabi Muhammad SAW sendiri.
Tentang manusia yang pertama kali masuk surga, Nabi Muhammad bersabda dalam hadis sahih yang diriwayatkan Imam Muslim:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آتِى بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ الْخَازِنُ مَنْ أَنْتَ فَأَقُولُ مُحَمَّدٌ. فَيَقُولُ بِكَ أُمِرْتُ لاَ أَفْتَحُ لأَحَدٍ قَبْلَكَ
Artinya:
“Diriwayatkan dari Anas ibn Malik yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Aku datang dengan tenang ke pintu surga di hari kiamat. Lalu sang penjaga berkata, ‘Siapa kamu?’ Aku lalu menjawab, ‘Muhammad’. Ia lalu berkata, ‘Demi Engkau aku diperintah untuk tidak membukakan pintu pada satu manusia pun sebelum-Mu.'” (HR: Muslim)
Sedang tentang manusia yang terakhir kali masuk surga, Nabi Muhammad bersabda dalam hadis sahih yang diriwayatkan Imam Muslim:
عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : آخِرُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ رَجُلٌ فَهُوَ يَمْشِى مَرَّةً وَيَكْبُو مَرَّةً وَتَسْفَعُهُ النَّارُ مَرَّةً فَإِذَا مَا جَاوَزَهَا الْتَفَتَ إِلَيْهَا فَقَالَ تَبَارَكَ الَّذِى نَجَّانِى مِنْكِ لَقَدْ أَعْطَانِىَ اللَّهُ شَيْئًا مَا أَعْطَاهُ أَحَدًا مِنَ الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ. فَتُرْفَعُ لَهُ شَجَرَةٌ فَيَقُولُ أَىْ رَبِّ أَدْنِنِى مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ فَلأَسْتَظِلَّ بِظِلِّهَا وَأَشْرَبَ مِنْ مَائِهَا. فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لَعَلِّى إِنْ أَعْطَيْتُكَهَا سَأَلْتَنِى غَيْرَهَا. فَيَقُولُ لاَ يَا رَبِّ. وَيُعَاهِدُهُ أَنْ لاَ يَسْأَلَهُ غَيْرَهَا وَرَبُّهُ يَعْذِرُهُ لأَنَّهُ يَرَى مَا لاَ صَبْرَ لَهُ عَلَيْهِ فَيُدْنِيهِ مِنْهَا فَيَسْتَظِلُّ بِظِلِّهَا وَيَشْرَبُ مِنْ مَائِهَا
“Diriwayatkan dari Ibn Mas’ud bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Orang yang terakhir masuk surga adalah lelaki yang berjalan sekali, terjungkal sekali dan terkena api neraka sekali. Ketika ia telah melewati neraka, ia menoleh padanya. Lalu ia berkata. ‘Maha baik Dzat yang telah menyelamatkanku darimu. Allah telah memberiku sesuatu yang tidak Ia berikan pada satupun orang dari golongan awal dan akhir.’ Lalu sebuah pohon dihadirkan untuknya. Lalu ia berkata, ‘Ya Allah, dekatkan aku ke pohon itu. Agar aku bisa berteduh di bawah bayang-bayangnya dan meminum airnya.’ Allah azza wa jalla berkata: ‘Wahai anak Adam, jangan-jangan kalau aku memberikannya padamu kamu meminta lainnya padaku.’ Lalu ia berkata: ‘Tidak, Ya Allah.’ Ia berjanji pada Allah untuk tidak meminta selainnya pada-Nya. Dan Allah menerima alasannya sebab ia melihat sesuatu yang ia tidak bisa bersabar terhadapnya. Allah mendekatkannya ke pohon itu. Lelaki itu berlindung di bayang-bayang pohon itu dan meminum airnya.
ثُمَّ تُرْفَعُ لَهُ شَجَرَةٌ هِىَ أَحْسَنُ مِنَ الأُولَى فَيَقُولُ أَىْ رَبِّ أَدْنِنِى مِنْ هَذِهِ لأَشْرَبَ مِنْ مَائِهَا وَأَسْتَظِلَّ بِظِلِّهَا لاَ أَسْأَلُكَ غَيْرَهَا. فَيَقُولُ يَا ابْنَ آدَمَ أَلَمْ تُعَاهِدْنِى أَنْ لاَ تَسْأَلَنِى غَيْرَهَا فَيَقُولُ لَعَلِّى إِنْ أَدْنَيْتُكَ مِنْهَا تَسْأَلُنِى غَيْرَهَا . فَيُعَاهِدُهُ أَنْ لاَ يَسْأَلَهُ غَيْرَهَا وَرَبُّهُ يَعْذِرُهُ لأَنَّهُ يَرَى مَا لاَ صَبْرَ لَهُ عَلَيْهِ فَيُدْنِيهِ مِنْهَا فَيَسْتَظِلُّ بِظِلِّهَا وَيَشْرَبُ مِنْ مَائِهَا.
Lalu sebuah pohon dihadirkan untuknya. Pohon itu lebih bagus dari pohon yang pertama. Lalu ia berkata: ‘Ya Allah, dekatkan aku ke pohon itu. Agar aku bisa berteduh di bawah bayang-bayangnya dan meminum airnya. Aku tidak akan meminta selainnya.’ Allah azza wa jalla berkata: ‘Wahai anak Adam, bukankah engkau berjanji pada-Ku tidak meminta selainnya.’ Lalu Allah berkata: ‘jangan-jangan kalau Aku memberikannya padamu kamu meminta lainnya pada-Ku.’ Ia berjanji pada Allah untuk tidak meminta selainnya pada-Nya. Dan Allah menerima alasannya sebab ia melihat sesuatu yang ia tidak bisa bersabar terhadapnya. Allah mendekatkannya ke pohon itu. Lelaki itu berlindung di bayang-bayang pohon itu dan meminum airnya.
ثُمَّ تُرْفَعُ لَهُ شَجَرَةٌ عِنْدَ بَابِ الْجَنَّةِ هِىَ أَحْسَنُ مِنَ الأُولَيَيْنِ. فَيَقُولُ أَىْ رَبِّ أَدْنِنِى مِنْ هَذِهِ لأَسْتَظِلَّ بِظِلِّهَا وَأَشْرَبَ مِنْ مَائِهَا لاَ أَسْأَلُكَ غَيْرَهَا. فَيَقُولُ يَا ابْنَ آدَمَ أَلَمْ تُعَاهِدْنِى أَنْ لاَ تَسْأَلَنِى غَيْرَهَا قَالَ بَلَى يَا رَبِّ هَذِهِ لاَ أَسْأَلُكَ غَيْرَهَا. وَرَبُّهُ يَعْذِرُهُ لأَنَّهُ يَرَى مَا لاَ صَبْرَ لَهُ عَلَيْهَا فَيُدْنِيهِ مِنْهَا فَإِذَا أَدْنَاهُ مِنْهَا فَيَسْمَعُ أَصْوَاتَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَقُولُ أَىْ رَبِّ أَدْخِلْنِيهَا. فَيَقُولُ يَا ابْنَ آدَمَ مَا يَصْرِينِى مِنْكَ أَيُرْضِيكَ أَنْ أُعْطِيَكَ الدُّنْيَا وَمِثْلَهَا مَعَهَا قَالَ يَا رَبِّ أَتَسْتَهْزِئُ مِنِّى وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ ».
Lalu sebuah pohon dihadirkan untuknya. Pohon itu lebih bagus dari dua pohon yang pertama. Lalu ia berkata: ‘Ya Allah, dekatkan aku ke pohon itu. Agar aku bisa berteduh di bawah bayang-bayangnya dan meminum airnya. Aku tidak akan meminta selainnya.’ Allah azza wa jalla berkata: ‘Wahai anak Adam, bukankah engkau berjanji padaku tidak meminta selainnya.’ Lalu Allah berkata: ‘jangan-jangan kalau Aku memberikannya padamu kamu meminta lainnya pada-Ku.’ Ia berjanji pada Allah untuk tidak meminta selainnya pada-Nya. Dan Allah menerima alasannya sebab lelaki itu melihat sesuatu yang ia tidak bisa bersabar terhadapnya. Allah mendekatkannya ke pohon itu. Ketika Allah mendekatkan lelaki itu pada pohon tersebut, lelaki itu kemudian mendengar suara-suara penduduk surga. Lalu ia berkata ‘Ya Allah, masukkan aku ke surga.’ Lalu Allah berkata: ‘Wahai anak adam, tidak ada habisnya. Apa kamu mau aku berikan dunia dan kelipatannya bersamanya?’ Lelaki itu menjawab: ‘Ya Allah, apa Engkau mengejekku sementara engkau Tuhan seluruh alam.’
فَضَحِكَ ابْنُ مَسْعُودٍ فَقَالَ أَلاَ تَسْأَلُونِّى مِمَّ أَضْحَكُ فَقَالُوا مِمَّ تَضْحَكُ قَالَ هَكَذَا ضَحِكَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-. فَقَالُوا مِمَّ تَضْحَكُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مِنْ ضِحْكِ رَبِّ الْعَالَمِينَ حِينَ قَالَ أَتَسْتَهْزِئُ مِنِّى وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ فَيَقُولُ إِنِّى لاَ أَسْتَهْزِئُ مِنْكَ وَلَكِنِّى عَلَى مَا أَشَاءُ قَادِرٌ ».
Ibn Mas’ud lalu tertawa. Ia berkata: ‘Apa kalian tidak bertanya padaku sebab aku tertawa?’ Para sahabat berkata: ‘Sebab apa engkau tertawa?’ Ibn Mas’ud menjawab: ‘Rasulullah SAW juga tertawa seperti ini.’ Lalu para sahabat bertanya: ‘Sebab apa Engkau tertawa, Wahai Rasulullah?’ Nabi menjawab: ‘Sebab Allah tertawa saat si lelaki berkata: ‘Apa Engkau mengejekku, wahai Tuhan semesta alam?’ Lalu Allah berkata: “Aku tidak mengejekmu. Tapi, Aku kuasa pada apa yang Aku kehendaki.’”
Allah tertawa artinya Allah menunjukkan keridhaannya. Bukan tertawa layaknya manusia.