Hari Jum’at merupakan hari yang sangat spesial bagi umat Islam. Bahkan pada hari Jum’at pun Allah menciptakan salah satu ibadah istimewa yang bisa dilakukan oleh para kaum pria, yaitu ibadah salat Jumat. Ibadah tersebut memiliki berbagai keistimewaan, beberapa di antaranya yaitu sebagai sarana menghapus dosa-dosa, mendapatkan limpahan pahala, dan kecukupan nikmat dari Allah. Namun umat Islam hendaknya berhati-hati sebab rupanya ada hal sepele yang bisa menghapuskan pahala salat Jum’at.
Lalu apakah yang bisa menghapuskan pahala salat Jum’at? Rupanya tindakan yang bisa menghapus pahala salat Jum’at adalah berbicara dengan makmum lainnya saat khatib sedang berkhutbah. Bahkan meskipun hanya sekedar mengingatkan dengan kata “diam” kepada orang lain yang sedang berbicara pun dapat menghapuskan pahala salat Jumat. Dari Abu Hurairah R.A., Rasulullah SAW bersabda, “Jika engkau berkata kepada temanmu ‘diamlah!’ di hari Jum’at, dalam keadaan imam sedang khutbah, maka engkau (shalat Jum’atmu) sia-sia.” (HR. Muslim)
Dalam hadist lain Rasulullah SAW juga bersabda, “Siapa yang berbicara di hari jumat ketika imam sedang khutbah, maka dia seperti keledai yang menggendong barang bawaan. Sementara orang yang mengatakan ‘Diam’ maka tidak ada jumatan baginya.” (HR. Ahmad)
Berbicara saat imam sedang berkhutbah disebut sebagai Lagha. Lagha merupakan ucapan bathil yang tidak selayaknya untuk dilakukan saat imam sedang melakukan khutbah. Sebab khutbah sangat penting karena merupakan bentuk penyampaian suatu ilmu pengetahuan kepada orang lain. Bahkan menurut Rasulullah SAW, saat Khutbah Jum’at berlangsung pun Malaikat akan turut serta duduk dan mendengarkan Khutbah.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari Jumat, di setiap pintu masjid ada malaikat yang mencatat orang yang akan salat satu persatu. Jika imam telah duduk (di mimbar saat azan), mereka melipat lembaran catatan (keutamaan amal) dan datang mendengarkan peringatan. (HR. Bukhari)
Oleh sebab itu jemaah yang hadir tidak diperkenankan untuk berbicara selama khutbah berlangsung dan jika berani berbicara maka salat Jum’atnya pun akan sia-sia saja. Tak hanya Salat Jum’atnya menjadi sia-sia, orang yang berbicara saat imam sedang khutbah pun bahkan tergolong seperti keledai yang memikul lembaran-lembaran. Dari Ibnu ‘Abbas, Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang berbicara pada saat imam khutbah Jum’at, maka ia seperti keledai yang memikul lembaran-lembaran (artinya: ibadahnya sia-sia, tidak ada manfaat). Siapa yang diperintahkan untuk diam (lalu tidak diam), maka tidak ada Jum’at baginya (artinya: ibadah Jum’atnya tidak sempurna).” (HR. Ahmad)
Jika seseorang mendengarkan khutbah dengan seksama dan tak bermain-main, maka dosa-dosa pun akan terampuni. Sebagaimana disebutkan dalam hadist berikut, “Barangsiapa yang berwudhu, lalu memperbagus wudhunya kemudian ia mendatangi (salat) Jumat, kemudian (di saat khotbah) ia betul-betul mendengarkan dan diam, maka dosanya antara Jumat saat ini dan Jumat sebelumnya ditambah tiga hari akan diampuni. Dan barangsiapa yang bermain-main dengan tongkat, maka ia benar-benar melakukan hal yang batil (lagi tercela) ” (HR. Muslim)
Dalam hadist lain juga disebutkan, “Apabila seseorang mandi pada hari Jumat, dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak dan harum-haruman dari rumahnya kemudian ia keluar rumah, lantas ia tidak memisahkan di antara dua orang (melangkahi pundak orang), kemudian ia mengerjakan shalat yang diwajibkan, dan ketika imam berkhotbah, ia pun diam, maka ia akan mendapatkan ampunan antara Jumat yang satu dan Jumat lainnya.” (HR. Bukhari)
Dengan demikian, umat Islam hendaknya mendengarkan khutbah Jum’at dengan seksama dan tak berbicara selama khutbah. Jika berbicara saat khutbah sedang berlangsung, maka pahala salat Jum’at pun akan sia-sia. Namun jika sebaliknya, maka dosa-dosanya akan diampuni di antara Jumat yang satu dengan Jumat lainnya.
Wallahu a’lam.