Seminar Internasional tentang Al Ghazali digelar di Jakarta tanggal 19 Januari 2018. Ada beberapa ulama dari negara menjadi pembicara . Pesertanya datang dari berbagai wilayah di Indonesia khususnya para pengajar kitab Ihya Ulumuddin, sebuah buku masterpiece karya filosof dunia ini.
“Sebenarnya seminar ini berangkat dari perjalanan spiritual dan rasa keprihatinan kita tentang kondisi makam Imam Ghazali di Iran yang kesannya kurang terurus. Padahal beliau adalah filosuf besar dengan gagasan tasawuf yang diterima semua pihak. Imam Ghazali adalah tokoh besar yang layak untuk mendapatkan penghormatan yang luar biasa,” ungkap Prof. Dr. Achmad Mubarok, MA ketua pelaksana seminar ini.
Seminar dengan tema Peran dan Kontribusi Tasawuf Imam alGhazali dalam Membangun Peradaban Dunia yang Damai dan Harmoni ini bertujuan untuk merespon dinamika global yang sarat dengan konflik melalui pendekatan spiritual.
“Kita Mencari titik temu dari perbedaan pemahaman keislaman umat Islam sedunia, sesuai prinsip Islam itu menyatukan. Di samping itu kita ingin mengajak umat untuk supaya lebih memahami aspek subtansi dalam ajaran Islam dan membangun harmoni sosial sesama umat manusia sebagai aktualisasi dari Islam sebagai rahmatan lil-‘alamin. Kita juta ingin mengaktualisasikan pemikiran Imam al-Ghazali dalam merespon persoalan dunia globa,” ungkap Dr. Ali Abdillah, MA sekretaris panitia seminar.
Adapun pembicaranya antara lain Habib Luthfi bin Ali bin Yahya Rois Am JATMAN, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, Prof. Dr. Mohammad Syalabi dari Mesir, Dr. Mazen Sherif dari Tunisia, Dr. KH. Luqman Hakim, MA, Shaykh Fayegh Rostami dari Iran, Dr. Azis al-Qubaiti dari Maroko, Azis Abidin dari Amerika Serikat dan Shaykh Muhammad Habib al-Alim sebagai Mursyid Tarekat Naqsabandiyah China. Adapun pembicara yang lain adalah Dr. Ibrahim Abdulev dari Rusia, Prof. Dr. Mokhtari dari Iran dan Dr. H. Ilyas Ismail, MA. Seminar ini diselanggarakan atas kerjasama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jam`iyyah Ahlith Thariqah al-Mu`tabarah an Nahdliyyah (JATMAN ), Univerisitas As Syafiiyah Jakarta dan Yayasan Manah Kita.