Sekali Lagi Tentang Perempuan Suci Siti Maryam, Simbol Jembatan Kerukunan

Sekali Lagi Tentang Perempuan Suci Siti Maryam, Simbol Jembatan Kerukunan

Sekali Lagi Tentang Perempuan Suci Siti Maryam, Simbol Jembatan Kerukunan

Surah Maryam dalam Al-Qur’an adalah salah satu surah yang memiliki tempat istimewa, tidak hanya bagi umat Muslim tetapi juga sebagai jembatan dialog dengan umat Kristiani. Surah ini mengisahkan kelahiran Nabi Isa a.s., yang dalam tradisi Kristen dikenal sebagai Yesus Kristus, serta memuliakan Maryam sebagai sosok perempuan suci yang dipilih oleh Allah.

Disebutkan dalam Al-Qur’an :

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

Artinya, “Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan hari aku dibangkitkan hidup (kembali),” (QS. Maryam [19]: 33.

Dalam Surah Maryam, kelahiran Nabi Isa diceritakan dengan penuh keajaiban. Maryam, seorang perempuan yang menjaga kesuciannya, diberi kabar gembira oleh Malaikat Jibril bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki meskipun tanpa sentuhan seorang pria. Dikisahkan dalam Al-Qur’an, telah terjadi percakapan antara Siti Maryam dengan malaikat soal anak yang di dalam kandungannya tersebut.

Baca juga : Ucapkan Selamat Rayakan Natal, Menag Nasaruddin Umar: Semakin Lekat Umat dengan Ajaran Agama, Dunia akan Semakin Damai

Malaikat pun segera menenangkannya, “Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk memberikan anugerah seorang anak laki-laki yang suci kepadamu.”

Maryam bertanya, “Bagaimana (mungkin) aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada seorang (laki-laki) pun yang menyentuhku dan aku bukan seorang pelacur?

Malaikat Jibril menjelaskan, “Demikianlah. Tuhanmu berfirman, ‘Hal itu sangat mudah bagi-Ku dan agar Kami menjadikannya sebagai tanda (kebesaran-Ku) bagi manusia dan rahmat dari Kami. Hal itu adalah suatu urusan yang (sudah) diputuskan.” Demikian itu pendek percakapan yang terekam dalam ayat 16 sampai 36 surat Maryam.

Keajaiban barusan bukan hanya bersifat teologis semata tetapi juga penanda kuasa Tuhan atas segala hal. Siti Maryam menghadapi ujian berat, ia dikucilkan sebab ia mengandung tanpa ayah. Siti Maryam tetap teguh dalam keimanannya. Dalam tradisi Kristen, kisah ini menjadi inti perayaan Natal sebagai kelahiran nabi Isa yang membawa pesan cinta kasih dan penebusan.

Dalam perayaan Natal, umat Kristiani merayakan kelahiran nabi Isa sebagai momen penuh kedamaian. Di sisi lain, umat Muslim juga mengenal Nabi Isa sebagai nabi yang mulia. Al-Qur’an memuliakan Isa sebagai sosok yang membawa mukjizat dan mengajarkan kebaikan. Meski ada perbedaan teologis mengenai status Isa, Surah Maryam menjadi titik temu penting.

Di Indonesia, kisah Maryam dan kelahiran Nabi Isa dapat menjadi dasar untuk memperkuat kerukunan antar umat beragama. Dalam masyarakat yang majemuk, Natal seringkali menjadi momen yang mempertemukan berbagai tradisi. Umat Muslim yang menghormati kisah Maryam dalam Al-Qur’an dapat melihat perayaan Natal sebagai bagian dari tradisi yang menegaskan nilai kemanusiaan universal.

Baca juga : Habib Ali al-Jufri: Saya Ikut Ucapkan Selamat Natal

Cerita Riyanto anggota Banser NU yang memberikan nyawanya saat perlindungan gereja dari ancaman bom natal, adalah bukti bagaimana solidaritas lintas iman dapat terwujud di Indonesia. Tak berhenti di situ, Siti Maryam bisa menjadi titik awal bagi umat Islam dan Kristen untuk saling mendekatkan diri.

Maryam adalah perempuan mulia yang menjadi teladan dalam kesabaran, keteguhan iman, dan pengorbanan. Nilai-nilai ini melampaui batas agama dan budaya, mengajarkan kita untuk menghormati dan memahami satu sama lain.

Sebagai refleksi, kisah Maryam dan kelahiran Nabi Isa seharusnya menginspirasi kita untuk menjadikan perayaan keagamaan sebagai momen membangun jembatan, bukan tembok pemisah. Surah Maryam bukan hanya bagian dari Al-Qur’an, tetapi juga pengingat bahwa nilai-nilai cinta kasih, pengorbanan, dan kedamaian adalah milik semua umat manusia. Dalam semangat Natal, mari kita belajar dari kisah Maryam dan Isa untuk terus menjalin harmoni dalam keberagaman.