NU resmi lahir tahun 1926, akan tetapi secara kultural kehidupan masyarakat Islam di Nusantara yang menjalankan prinsip-peinsip “aswaja- annahdliyah” ditengarai sudah ada sejak abad 15 Masehi atau sekitar tahun 1400an ketika kerajaan Islam Demak mulai berdiri dan kerjaaan Hindu-Buda Majapahit mulai runtuh.
Sementara Ansor dan Banser sebagai bagian dari organisasi kepemudaan NU berdiri tahun 1934. Dalam era revolusi kemerdekaan melawan kolonial, warga NU dan pemuda-pemuda NU termasuk anggota Ansor dan Banser bergabung dengan berbagai laskar pejuang seperti Hizbullah, Angkatan Umat Islam, dan lain-lain. Pun dalam garis perjuangan jalur diplomatik melawan penjajah Belanda dan Jepang dan dalam merumuskan kemerdekaan NKRI, tokoh-tokoh NU seperti Hasyim Asy’ari, Wahab Chasbullah, Wahid Hasyim, dan lain-lain ikut aktif bersatu padu dengan pemuda-pemuda dari berbagai latar belakang organisasi lainnya.
Secara khusus, setelah PB NU mengeluarkan Resolusi Jihad untuk membela dan mempertahankan NKRI pada tanggal 24 Oktober 1945, Ansor dan Banser atau secara umum para santri bersama-sama dengan TKRL yang dikomandani oleh Bung Tomo pada tanggal 26-29 Oktober 1945 terlibat langsung dalam pertempuran melawan pasukan sekutu Inggris dll di Surabaya. Bahkan pertempuran itu terus berlanjut dengan sangat heroik sampai beberapa hari di bulan November. Jenderal Mallaby sebagai pemimpin pasukan sekutu untuk wilayah Asia Pasifik terbunuh dalam pertempuran itu.
Sebelum pertempuran di bulan Oktober dan November itu, NKRI dianggap tidak ada oleh Belanda. Belanda menyebarkan informasi ke seluruh dunia bahwa NKRI tidak ada dan yang ada hanyalah kelompok negara boneka serta kelompok ekstrimis bentukan Jepang. Namun setelah pertempuran itu, yang menewaskan ribuan tentara sekutu, dan tentunya ribuan santri dan TKRL juga, dan tewasnya Jenderal Mallaby telah membuat dunia terhenyak, ternyata NKRI yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 itu masih ada.
Jadi, sangat masuk akal ketika akhir-akhir ini, NU secara khusus Ansor dan Banser nya selalu berada di garis depan untuk menentang bahkan melawan ormas atau individu yang gembar-gembor bahkan melakukan gerakan politis sistematis yang bertujuan untuk merubah NKRI ini menjadi negara agama dengan mengusung konsep Khilafah.
Untuk itu, saya menyataken sangat bangga menjadi bagian dari NU dan mendukung penuh langkah dan upaya Ansor dan Banser dalam berjuang melawan siapapun kelompok, ormas atau individu yang akan menghancurkan NKRI dan mengganti Pancasila dan UUD ‘45 sebagai dasar negara.