Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan dan dosa. Tuhan pun sangat mengerti kalau hamba-Nya kerapkali keliru dan salah. Karenanya, di dalam Islam, ada ajaran taubat. Siapapun yang pernah melakukan kesalahan diwajibkan untuk bertaubat. Sebesar apapun kesalahannya, pasti diampuni Tuhan, selama bertaubat dengan penuh penyesalahan dan keikhlasan.
Dalam al-Qur’an surat al-Nur ayat 31, Allah SWT berfirman:
وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
“Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”
Taubat ada bentuk: taubat atas dosa yang dilakukan terhadap Allah, dan taubat atas kesalahan yang pernah dilakukan kepada sesama manusia. Apabila dosa berkaitan dengan Allah langsung, cara taubatnya ada tiga tahapan: pertama, berhenti melakukan maksiat dan jangan melakukannya lagi; kedua, menyesali kesalahan yang pernah dilakukan; ketiga, tidak melakukan kesalahan atau dosa yang pernah dilakukan.
Sementara kalau dosanya berkaitan dengan manusia, seperti kita pernah mencuri harta, berkata kasar, fitnah, gunjing, dan seterusnya, taubatnya tidak cukup dengan melakukan ketiga hal di atas. Taubat mesti dibarengi dengan meminta maaf kepada orang yang bersangkutan.
Sebagai manusia yang sering melakukan salah dan dosa, kita mesti berusaha untuk taubat setiap saat, walaupun dosa yang kita lakukan sepele. Kalau dosa itu berkaitan dengan manusia, segeralah minta maaf, agar Allah juga memaafkan dosa yang pernah kita lakukan. Rasulullah saja, orang yang sudah dijamin masuk surga, selalu meminta ampun dan bertaubat kepada Allah.
Abu Hurairah meriwayatkan, saya mendengar Rasulullah bersabda, “Demi Allah, saya selalu meminta ampun kepada Allah. Saya taubat 70 kali sehari.” (HR: Bukhari). Sementara dalam riwayat yang lain, Rasulullah bersabda, “Wahai manusia, taubat dan minta ampunlah, saya sendiri taubat kepada allah 100 kali sehari.” (HR: Muslim).