Rahasia Bulan Ramadhan

Rahasia Bulan Ramadhan

Rahasia Bulan Ramadhan
Ramadhan adalah waktu terbaik bagi muslim untuk meningkatkan diri

Tanpa terasa kita  bertemu kembali dengan bulan Ramadhān. Sepertinya Ramadhān kemarin baru saja kita tinggalkan. Masih teringat kita shalāt tawarih, buka bersama, dan sahur.

Bulan Ramadhan adalah penghulu dari segala bulan, bulan yang penuh keberkahan, rahmat dan ampunan. Ia adalah  satu bulan yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla pilih dari bulan-bulan yang ada. Ada 12 bulan dalam satu tahun Allāh Subhānahu wa Ta’āla berikan kepada kita dan Allāh pilih satu bulan dari 12 bulan itu, bulan yang penuh dengan keutamaan, bulan yang sangat spesial (istimewa) berbeda dengan bulan-bulan lainnya.

Kata Ramadlan adalah isim masdar dari kata “Romidlo” yang berarti Panas. dan Menurut sebagian pendapat kata Romidlo ditafsiri dengan kata “Haroko” yang menggunan makna dari kata “Maha yamhu” yang berarti melebur. Dengan masuknya bulan puasa, kita dapat melakukan puasa romaldon, sehingga dengan puasa akan mampu membakar dan menghilangkan dosa-dosa kita.

Dalam sebuah riwayat dikatakan, Ramadlan adalah bagaikan air hujan yang mengguyur tanah yang gersang, dan air hujan tersebut mampu menumbuhkan tanah yang gersang menjadi tanah yang subur makmur, menumbuhkan tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang bisa kita manfa’atkan.

Ramadlan juga bagaikan air yang digunakan untuk membersihkan diri kita sehari hari, jika seseorang selalu membersihkan dirinya setiap hari dengan air, maka dirinya pun akan tampak terlihat bersih dan beseri-seri serta merasa nyaman.

Begitu pula puasa juga mampu menghapus dan membersihkan diri seseorang dari dosa-dosa yang telah ia lakukan setiap harinya. Dan barang siapa yang mau berpuasa maka dirinya akan tampak sehat, bertambah semangat, bersih dan berseri-seri serta merasa tentram dan nyaman. Karena ia telah menjalankan sebuah amanah dari tuhannya, yakni melakukan puasa Ramadlan satu bulan penuh, yang akhirnya ia tidak dihantui rasa takut akan amanah itu ketika dimintai pertanggung jawaban amanah tersebut.

Syekh ‘Abdurrohman Al-Shofuri Al-Syafi’I dalam kitab “Nuzhah Al-Majalis” menjelaskan, bahwa rahasia bulan Ramadlan bisa kita telaah melalu isyarah huruf dari kata Ramadlan itu sendiri:

قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنْ الصَّفُوْرِيْ الشَّافِعِيِّ فِي نُزْهَةِ الْمَجَالِسِ: رَمَضَانُ خَمْسَةُ أَحْرُفٍ، فَالرَّاءُ رِضْوَانُ اللهِ لِلْمُقَرَّبِيْنَ، وَالْمِيْمُ مَغْفِرَةُ اللهِ لِلْعَاصِيْنَ، وَالأَلِفُ أُلُفَةُ اللهِ لِلْمُتَوَكِّلِيْنَ، وَالنُّوْنُ تَوَالُ اللهِ لِلصَّادِقِيْنَ اهـ

Artinya : “Berkata syekh Abdurrohman Al-shofurri Al-Syafi’I kitab Nuhzah Al-Majalis; “Ramadlan adalah terdiri dari lima huruf: maka huruf Ro’ menunjukkan arti Ridlo Allah kepada para hamba-Nya yang dekat. huruf Mim menunjukkan, Ampunan Allah kepada orang-orang yang berbuat maksiat. Huruf Alif menunjukkan kecintaan Allah kepada orang-orang yang Tawakkal, huruf Nun menunjukkan arti Anugerah Allah kepada orang-orang yang jujur”.

Begitu juga keterangan yang terdapat dalam kitab “Fadlo’il Syahru Ramadlan” juga menjelaskan hal yang senada.

حَدَّثَنَا الْمَسْعُوْدِى قَالَ: بَلَغَنِيْ أَنَّ مَنْ قَرَأَ فِيْ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فِيْ التَّطَوُّعِ “ِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا” (الفتح :1) حُفِظَ فِيْ ذَلِكَ الْعَامِ .

Artinya: “Al-Mas’ud telah menceritakan kepadaku, ia berkata; “Telah sampai padaku, barang siapa pada malam hari dari bulan Ramadlan membaca Ayat “inna Fatahna laka fathan Mubiina” “Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata”. (QS. Al-Fath: 1) ketika melaksanakan sholat sunah, maka ia akan di jaga (dari perbuatan dosa-dosa) pada tahun itu”.

 

رَمَضَانُ خَمْسَةُ أَحْرُفٍ؛ اَلرَّاءُ: رِضْوَانُ اللهِ، وَالْمِيْمُ مَحَابَةُ اللهِ عَنِ الْعُصَاةِ، وَالضَّادُ: ضَمَانُ اللهِ. وَاْلأَلِفُ: أُلُفَةُ اللهِ، وَالنُّوْنُ: نُوْرُ اللهِ، فَهُوَ شَهْرُ رِضْوَانٍ وَمَحَابَةٍ وَضَمَانٍ وَأُلُفَةٍ وَنَوَالٍ وَكَرَامَةٍ لِلأَوْلِيَاءِ وَاْلأَبْرَارِ.

Artinya : ”Ramadlan adalah terdiri dari lima huruf: maka huruf Ro’ menunjukkan arti Ridlo Allah. Huruf Mim menunjukkan, kecintaan Allah kepada orang-orang yang berbuat maksiat dengan Ampunan-Nya. Huruf Dlod menunjukkan arti, tanggungan Allah (Maksudnya: Allah akan menanggung orang yang berpuasa dari sentuhan api neraka). huruf Alif menunjukkan arti, Kecintaan Allah kepada orang-orang yang Tawakkal, huruf Nun menunjukkan arti Nurullah (cahaya Allah). Maka dari itu Ramadlan juga disebut dengan “Syahru Ridwan (bulan penuh keridlo’an), Syahru Dloman, Ulufah, Nawal dan kemulian bagi kekasih Allah dan orang-orang yang berprilaku baik”.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa Bulan Ramadlon adalah anugrah dan nikmat yang agung yang telah diberikan oleh Allah swt kepada seluruh umat Nabi Muhammad saw dengan wujudnya bulan ramadlon. Di dalamnya terdapat keutamaan- keutamaan dan hikmah khusus yang diberikan Allah kepada hambanya yang ikhlas dan tulus menjalankan ibadah puasa, serta ibadah-ibadah lainnya.

Maka alangkah agung dan baiknya dengan masuknya bulan, seluruh umat Islam diseluruh penjuru dunia hendaknya lebih meningkatkan amal ibadahnya dan membersihkan hatinya dengan menjalankan segala bentuk amal kewajiban dan kesunahan-kesunahan, terutama menjelang akhir bulan Ramadlan agar lebih ditingkatkan lagi demi mendapatkan malam yang amat didambakan oleh Nabi Muhammad SAW, yakni malam Lailatul Qodar.

Dan bulan Ramadlon adalah bulan yang sangat mulia dan penuh berkah, tiada bulan yang lebih mulia dari-nya, karena pada malam itu Allah menurunkan kalam sucinya, didalamnya juga banyak keutamaan tersendiri yang telah termuat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Maka kita juga harus memperlakukannya dengan istimewa. Ibarat tamu istimewa yang datang mengunjungi kita, kitapun memberikan pelayanan yang terbaik, khidmat yang terbaik untuk tamu istimewa tersebut. Seperti Itulah bulan Ramadhān yang datangnya satu tahun sekali.

Maka sungguh sangat merugi orang-orang yang diberi kesempatan bertemu dengan bulan Ramadhān tetapi tidak dia manfaatkan sebaik-baiknya, sehingga bulan Ramadhān Berlalu begitu saja tanpa makna. Dan merupakan hal yang sia-sia jika pada kesempatan bulan Ramadhan ini kita tidak berlomba-lomba mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya.

Umur seseorang hanya Allah SWT yang mengetahuinya, selagi kita masih bertemu bulan Ramadhan bulan seribu bulan ini, sangat beruntung bagi umat muslim yang mau menjalankan sunah-sunah demi mengejar pahala.