Pada masa hidupnya, Rabiah Al Adawiyah pernah mengalami masa-masa menjadi budak. Saat ia merasakan bahwa hidup menjadi budak adalah hal yang mengerikan. Perbudakan adalah musuh kemanusiaan.
Di luar itu, perbudakan ternyata merupakan tangga spiritual bagi Rabi’ah, sang sufi perempuan yang menjadi “guru” Hasan Al Basri. Rabi’ah sanggup melepaskan diri tidak saja dari perbudakan seorang saudagar, tetapi ia juga sanggup bebas dari belenggu perbudakan dunia.
Rabi’ah bertransformasi dari budak makhluk menjadi budak Tuhan. Dan, berikut syair dari Rabi’ah yang menunjukkan bahwa ia adalah budak Tuhan.
Aku cinta padamu dua macam cinta
Cinta rindu
dan cinta karena engkau berhak menerima cintaku
Adapun cinta rindu, karena Engkau
Hanya Engkau yang aku kenang
Tiada yang lain
Adapun cinta karena Engkau berhak menerimanya
Agar Engkau bukakan aku hijab
Supaya aku dapat melihat Engkau
Pujian atas kedua perkara itu bukanlah bagiku
Pujian atas kedua perkara itu adalah bagi Mu sendiri
Wallahu A’lam.