Saat hari kiamat kelak, semua manusia akan mendapatkan perhitungan dari Allah SWT, baik atas amalan yang telah dilakukan, maupun dosa yang telah dilakukan. Oleh karena itu, Quraish Shihab memperingatkan, “Jangan anggap kecil amalanmu, perbuatan baikmu, dan sedekahmu.”
“Dalam menghadapi hari kiamat, jangan pernah anggap kecil sedekahmu, pemberianmu, amalanmu, dan jangan pernah menganggap remeh dosamu,” tutur Quraish Shihab kepada putrinya, Najwa Shihab dalam sebuah acara bertajuk Shihab & Shihab.
Mengapa demikian? Karena Allah SWT sudah berfirman secara gamblang dalam surat al-Zalzalah, sebagai berikut:
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ – ٧
Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ – ٨
dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dua ayat di atas merupakan peringatan dari Allah SWT, sekaligus kabar gembira bahwa sekecil apapun perbuatan baik yang kita lakukan akan dibalas oleh Allah SWT. Sebaliknya, sekecil apapun keburukan kita lakukan kepada orang lain, juga akan mendapatkan balasan di sisi-Nya.
Penulis tafsir al-Misbah ini juga mengingatkan agar kita tetap semangat mengerjakan kebaikan meskipun sedikit atau kecil. Jangan berkecil hati jika hanya bisa sedekah sebiji kurma. Nabi saja mengingatkan agar kita bertakwa dengan perumpamaan barang yang kecil, yaitu sebiji kurma:
ِاتقُواللهَ وَلَوْبِشِقِّ تَمْرَة
“Bertakwalah kalian semua walau hanya dengan sebiji kurma.”
Pernah dengar kisah Imam al-Ghazali?
Dalam kisah yang sangat masyhur, Imam al-Ghazali diampuni oleh Allah SWT dan masuk surga bukan karena ia menulis banyak buku dan bermanfaat bagi banyak orang, bukan. Ternyata ia bisa masuk surga karena membiarkan seekor lalat meminum tinta yang digunakan menulis.
Begitupula ada kisah lain yang lebih masyhur. Kisah ini dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat al-Bukhari tentang tiga orang yang terjebak dalam goa. Salah satu dari tiga orang tersebut bercerita bahwa ia setiap hari sebelum berangkat kerja dan pulang kerja, selalu mendahulukan untuk menemui orang tuanya dan memberi mereka makan. Mungkin bagi kita ini hal yang remeh, namun Allah SWT menilainya sebagai kebaikan yang pada akhirnya dapat membuka sedikit pintu gua yang tertutup batu.
Sebaliknya, jika kita melakukan keburukan, meski hanya sedikit, maka itu akan tetap dicatat oleh Allah SWT. Contohnya, membully di kolom komentar, meski hanya sedikit, hanya dua kata atau tiga kata, tetapi jika itu memang sebuah keburukan, maka akan ada balasannya pula.
Semoga, kita semua bisa berhati-hati, bisa terus semangat menebar kebaikan meski hanya secuil, dan jangan anggap kecil amalanmu. (AN)
Wallahu a’lam.