Puasa Nisyfu Sya’ban Haram, Benarkah?

Puasa Nisyfu Sya’ban Haram, Benarkah?

Kalau ada yang mau puasa Nisyfu Sya’ban, lanjutkan.

Puasa Nisyfu Sya’ban Haram, Benarkah?

Menjelang pertengahan bulan Sya’ban, lini masa media sosial saya diramaikan dengan perdebatan soal puasa Nisyfu Sya’ban. Ada beberapa akun media sosial mengutip pendapat ulama Salafi yang menyebut bahwa puasa Nisyfu Sya’ban haram, karena tidak pernah dilakukan oleh Nabi. Ada juga argumentasi lain yang menyebut dalilnya lemah. Artikel ini akan memberikan pandangan lebih komprehensif seputar hukum puasa Nisyfu Sya’ban.

Puasa Nisyfu Sya’ban adalah puasa yang dilakukan pada pertengahan bulan Sya’ban, tepatnya pada tanggal 15 Sya’ban. Pada dasarnya, semua puasa yang dilakukan pada pertengahan bulan disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW, karena nabi pernah berwasiat kepada para sahabat untuk mengerjakan puasa Ayyamul Bidh, yaitu puasa tiga hari pada pertengahan bulan qamariyah, yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15.

Dala sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Abu Hurairah Ra.

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: 1- berpuasa tiga hari setiap bulannya, 2- mengerjakan shalat Dhuha, 3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178)

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Abu Dzar, memperjelas maksud dari puasa tiga hari pada setiap bulan, yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15.

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi)

Pahala puasa Ayyamul Bidh ini memiliki fadhilah yang cukup besar. Dalam hadis riwayat al-Bukhari disebutkan bahwa pahala orang yang berpuasa Ayyamul Bidh, setara dengan pahala puasa setahun penuh. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979)

Dalam argumen pertama ini jelas menunjukkan bahwa puasa Nisyfu Sya’ban bukanlah puasa yang haram, bahkan disunnahkan, karena termasuk satu hari dalam rangkaian Ayyamul Bidh. Hal ini juga disampaikan oleh Imam Ibn Rajab al-Hanbali dalam Lathaif al-Ma’arif fi Mawasim al-Amm minal Wadhaif.

Argumen selanjutnya adalah sebuah hadis riwayat Ali bin Abi Thalib, Rasulullah SAW bersabda,

عن علي عن النبي ﷺ: «إذا كانَ ليلةُ نِصْفِ شعبانَ فقُومُوا ليلَها، وصُومُوا نهارَها، فإنَّ الله تعالى يَنزِلُ فيها لِغُروب الشَّمس إلى سَماءِ الدُّنيا، فيقول: ألا مُسْتَغْفِرٌ [لي] فاغفِر له، ألا مُسْتَرْزِقٌ فارزُقَه، ألا مُبْتَلىً فَأعافِيَه، أَلَا كَذا ألا كذا، حتَّى يَطلُعَ الفَجْرُ

Artinya, “Dari Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah Saw bersabda, ‘Jika tiba malam Nisyfu Sya’ban, hidupkanlah malamnya, dan puasalah di siang harinya. Sesungguhnya Allah Swt turun ke langit dunia, pada malam Nisyfu Sya’ban saat terbenamnya matahari, kemudian Allah berfirman, “Ingatlah, orang yang meminta ampun, akan Aku ampuni. Orang yang meminta rezeki, akan Aku beri rejeki. Orang yang tertimpa penyakit, Aku akan menyebuhkannya. Orang begini, maka akan aku beri. Demikianlah hingga terbit fajar. (HR Ibnu Hibban)

Hadis ini menurut beberapa ulama hadis, memang dihukumi daif, namun menurut Ibnu Hibban, hadis tersebut sahih. Jika pun benar hadis ini daif, dalam ilmu hadis, kita tetap masih diperbolehkan untuk mengamalkannya, selama masih berkaitan dengan fadhail amal, keutamaan amalan tertentu.

Jadi, menurut kajian dua hadis tersebut, maka puasa Nisyfu Sya’ban bukanlah ibadah yang haram. Sebaliknya, puasa Nisyfu Sya’ban disunnahkan menurut beberapa hadis yang telah disebutkan di atas.

Wallahu a’lam.