Prof. Quraish Shihab memberi petuah tentang memilih pasangan. Menurut beliau, mencari kesempurnaan dalam memilih pasangan di dunia itu mustahil ditemukan.
Allah telah menggariskan bahwa Dia memiliki hak prerogatif dalam kehidupan manusia dalam tiga hal: rezeki, jodoh, dan maut. Itu merupakan misteri yang terkadang, membuat manusia setengah mati untuk menemukannya.
Problematika kehidupan kadang membuat urusan jodoh seperti terselubung misteri. Sampai membuat depresi dan putus asa, karena penuh dengan kekhawatiran dalam tanya. “Apakah yang saya pilih ini sudah sempurna?”
Barangkali dari sebagian pembaca sedang dalam masa ikhtiar untuk mendapatkan jodoh, nasihat dari Prof. Quraish Shihab ini patut untuk direnungkan.
Ketika kita sudah berusaha mencari istri (pasangan) tapi dapat, putus, dapat, putus, apakah tandanya kita harus pasrah? Tanya seorang warganet dalam sebuah acara Shihab & Shihab yang ditayangkan di Narasi TV.
Pertanyaan ini dibacakan oleh Najwa Shihab, ditujukan kepada Prof. Quraish Shihab dan KH. Bahauddin Nursalim (Gus Baha) yang menjadi narasumber dalam acara tersebut.
“Harusnya ketika berusaha sudah mulai pasrah. Berhubung saya bukan dukun sih nasihatnya ya sabar saja. Kalau saya dukun sudah saya kasih aji-aji.” Jawab kiai kharismatik asal Rembang tersebut.
Kemudian, Prof. Quraish Shihab memberi jawaban soal pasangan dengan singkat, tapi mengena. “Kalau anda mau pasangan, laki-laki bagi perempuan, atau perempuan bagi laki-laki, yang sempurna, kawinnya di surga!”
Prof. Quraish melanjutkan, “Di dunia ini tidak ada yang tidak berkekurangan. Jadi itu, pilihlah. Pilih yang agamanya baik. Setelah itu, baru pilih (berdasarkan) yang lain. Jangan mencari yang sempurna. Tidak mungkin dapat yang sempurna. Semua ada kekurangannya.”
Dalam penjelasan Prof. Quraish Shihab tentang pasangan, dapat dipahami bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. sehingga jika ingin mencari kesempurnaan, dipersilakan untuk menikah nanti di akhirat saja. Pada akhirnya, soal pilihan dalam urusan jodoh merupakan urusan kemantapan hati, rasa menerima dan bagaimana cara pandang mendasarkan pilihan kita. Agama sudah memberi rambu-rambu, pertimbangan apa saja dalam memilih pasangan.
Sebagaimana hadis Nabi yang memberikan pedoman dalam memilih pasangan untuk dinikahi, yakni ada empat pertimbangan utama: Agamanya, nasab yang baik, kecantikan parasnya dan juga kaya. Namun, mencari sosok yang sempurna memenuhi keempat kriteria tersebut pasti sulit bukan main.
Dalam sebuah kesempatan lain, Gus Baha juga menekankan bahwa ketika semua kriteria tidak dapat dipenuhi, maka jangan sampai kita tidak memilih sama sekali. Islam tidak mengajarkan seperti demikian, terang Gus Baha.
Oleh karenanya, ketika keempat kriteria tersebut tidak terpenuhi, setidaknya kita memiliki niat baik, yakni demi agama. Dalam pengertian sebagian ulama, memilih “agamanya” itu juga bisa diniatkan untuk menjalani pernikahan dengan niat baik dan ibadah demi mengikuti rambu-rambu dalam agama.
Akhirul kalam, untuk siapapun anda, memang sulit untuk mencari yang sempurna. Pastikan saja bahwa yang kita pilih adalah yang selalu ada dan sama-sama berkomitmen untuk menjalani kehidupan yang baik sesuai koridor agama. Seandainya masih merasa belum menemukan yang sempurna, kiranya petuah Gus Baha bisa menjadi pengingat.
“Yang sempurna hanya lamunan saja!” Tegas Gus Baha.