Anak merupakan ujian dan cobaan bagi kedua orang tua. Mereka harus bersabar dalam mendidik anak. Tidak semua perilaku anak itu sesuai dengan keinginan orang tuanya. Kalau salah mendidik anak, dampaknya bisa mengkhawatirkan. Apalagi di dalam Islam, mendidik anak adalah sebuah kewajiban. Bahkan, kedua orang tua bisa terhalang masuk surga bila tidak mendidik betul-betul anaknya.
Pada masa sekarang, dengan terbukanya informasi, tantangan orang tua dalam mendidik anak semakin berat. Ada banyak anak yang sudah dididik secara baik di rumah, orang tuanya sudah mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendidik, tapi karena lingkungan bertemanan anaknya kurang baik, akhirnya dia terjerumus pada kenakalan remaja. Ada juga anak yang lahir dari lingkungan yang baik, keluarga dan semua temannya baik, tapi karena sering mengakses konten media sosial yang buruk, perilaku anaknya juga berubah menjadi buruk.
Karena itu menurut Prof. Quraish Shihab, jangan biarkan anakmu bersahabat dengan orang buruk. Jadilah sahabat bagi anakmu. Sehingga kalau ada persoalan, dia langsung mengadu kepada orang tua, tidak mengadu atau curhat kepada orang lain. Untuk menjadi sahabat bagi anak memang tidak mudah. Orang tua butuh pendekatan yang lebih halus agar anak mau terbuka dengan orang tuanya sendiri.
Salah satu caranya, kata Prof. Quraish Shihab, jangan bebani anak melebihi kemampuannya. Kadang orang tua memaksa anak agar mendapat hasil yang terbaik. Harus ranking 1 misalnya di sekolah. Paksaan seperti ini bisa berdampak buruk pada psikologi anak. Seharusnya, orang tua mengajarkan kepada anaknya untuk selalu belajar, walaupun hasilnya tidak ranking 1.
Kemudian, lanjut Prof. Quraish, gunakan komunikasi yang baik dengan anak. Jangan bodoh-bodohi dia, jangan mencari kesalahan anak, jangan memaki anak, karena semua itu dapat memberi luka di dalam hatinya. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah pernah menegur seorang ibu yang tiba-tiba merebut anaknya dari Rasulullah, karena anaknya ngompol dan mengotori baju Rasulullah.
“Pakaian ini bisa dibersihkan dengan air, tapi apa yang bisa membersihkan hati anakmu dari renggutan yang kasar itu,” Begitu kira-kira Rasulullah menyampaikan.
Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Tapi yang perlu diingatkan, anak kadang punya pilihan sendiri, dan belum tentu pilihan itu sesuai dengan keinginan orang tua. Dalam situasi seperti ini, orang tua mesti menghargai pilihan anak, dan kalaupun tidak setuju dengan pilihan itu, gunakanlah cara-cara yang baik, berdiskusi dengan bijak, dan tidak menyakiti perasaan anak.