Untuk memfasilisitasi, mengatur dan melayani jemaah haji, Kementrian Agama membentuk satuan petugas haji. Mereka terdiri dari berbagai latar belakang, mulai dari ulama yang menjadi pembimbing agama, TNI & Polri yang bertanggung jawab atas perlindungan jemaah, dokter dan perawat hingga tenaga administrasi. Petugas haji terbagi dalam beberapa peran: akomodasi, transportasi, konsumsi, perlindungan jemaah dan—untuk tahun ini—ada petugas khusus lansia. Mereka semua memiliki satu tujuan yang sama, yaitu membantu jemaah haji untuk beribadah dengan lancar dan khusyuk.
Salah satu tugas yang sering dilakukan oleh petugas haji khususnya seksi perlindungan jemaah adalah membantu jemaah haji lansia. Jemaah haji lansia biasanya sudah tidak kuat berjalan jauh, sehingga mereka membutuhkan bantuan untuk sampai ke tempat tujuan. Petugas haji dengan senang hati menggendong mereka, tanpa pamrih.
Contohnya adalah apa yang dilakukan Slamet Budiono, Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram. Menjadi petugas haji sudah tujuh kali sejak 2012, Slamet yang merupakan Letnan Kolonel Angkatan Udara tersebut bertanggung jawab atas perlindungan jemaah. Tiap hari ia dan anak buahnya mengitari Masjidil Haram yang panasnya luar biasa (rata-rata di atas 40 derajat celsius) demi memastikan jemaah haji berhasil dan selamat menjalankan ibadahnya. Sudah tak terhitung berapa jumlah jemaah (khususnya lansia) yang sudah digendong Slamet. “Hampir tiap hari kita menemukan jemaah yang kelelahan karena tersesat atau bahkan pingsan,” katanya.
Hal serupa juga dilakukan oleh Faisal Saimima, Banser yang baru pertama kali menjadi petugas haji. Seperti yang terlihat di foto ilustrasi, Faisal memutuskan menggendong jemaah lansia yang sudah tidak sanggup berjalan di atas kakinya sendiri. “Jemaah tersebut kondisinya menggigil dan gak kuat jalan turun bus. Maka saya gendong dan saya bawa ke klinik,” jelasnya.
Keputusan dan inisiatif petugas untuk menggendong jemaah haji tak lepas dari pesan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau biasa dipanggil Gus Menteri (Gus Men ) saat Bimbingan Petugas Haji. Gus Men berpesan agar para petugas melayani para jemaah seperti sedang melayani orang tua sendiri, sembari mencontohkan apa yang pernah dilakukan Uwais Al-Qarni. “Saya berharap para petugas melayani jemaah sebagaimana melayani orang tua sendiri. Jangan sampai kita mengecewakan mereka, karena jemaah haji adalah tamu-tamu Allah,” tegas Gus Men.
Petugas haji yang menggendong jemaah haji lansia adalah gambaran dari spirit Uwais Al-Qarni. Uwais Al-Qarni adalah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan tindakannya menggendong ibunya dari Yaman ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Ia tidak pernah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, namun ia sangat mencintai dan menghormatinya.
Petugas haji yang menggendong jemaah haji lansia adalah salah satu contoh dari banyak orang yang memiliki spirit Uwais Al-Qarni. Mereka adalah orang-orang yang ikhlas membantu orang lain, tanpa mengharapkan balasan. Mereka adalah pejuang kemanusiaan yang tidak kenal lelah dalam menebarkan kebaikan.
Spirit Uwais Al-Qarni adalah spirit yang perlu diwariskan kepada generasi penerus. Kita harus mengajarkan kepada anak-anak kita untuk selalu membantu orang lain yang membutuhkan, tanpa pamrih. Kita harus menanamkan nilai-nilai keikhlasan dan kepedulian sosial kepada mereka.
Dengan demikian, kita dapat menciptakan masyarakat yang saling peduli dan membantu. Kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik, yang penuh dengan cinta dan kasih sayang.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan keberkahan kepada para petugas haji yang telah membantu jemaah haji lansia. Semoga Allah SWT juga melimpahkan keberkahan kepada Uwais Al-Qarni, sang pejuang kemanusiaan yang tidak kenal lelah dalam menebarkan kebaikan. (Artificial Intelligence/SA)