Islam mengajarkan kepada umatnya untuk memiliki akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk. Hal ini dikarenakan, orang menilai kita pertama kali dengan perilaku kita. Terlebih lagi manusia sebagai makhluk sosial, harus menjaga hubungan harmonis di dalamnya. Hubungan harmonis itu bisa terjaga apabila setiap induvidu mempunyai akhlak yang baik, Nabi Muhammad Saw bersabda:
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحسنةَ تَمْحُهَا، وخَالقِ النَّاسَ بخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kamu kepada Allah di manapun kamu berada, dan ikutilah perbuatan yang jelek dengan perbuatan yang baik, maka ia akan maka ia akan menjadi tebusanya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik”.
Salah satu akhlak buruk yang harus ditinggalkan ialah sombong. Sifat sombong biasanya muncul ketika seseorang merasa dirinya lebih unggul dari orang lain. Sifat sombong membuat diri seseorang angkuh dan dijauhi oleh orang sekitarnya. Bagaimana kita bisa menjauhi sifat tercela ini?
Imam Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Nashoihul al-Ibad, mengutip petuah Syekh Abdul Qodir al-Jaelani untuk menjauhi sifat sombong. Adapun petuahnya ialah:
Apabila kamu berjumpa dengan seseorang yang mempunyai kelebihan dibandingkan dirimu, maka katakanlah, “Barangkali ia mempunyai kebaikan di sisi Allah dan derajat yang tinggi ketimbang diriku”.
Apabila kamu berjumpa dengan anak kecil, maka katakanlah, ”Anak ini belum pernah bermaksiat, sedangkan diriku sudah melakukan maksiat, maka tiada ragu bahwa ia lebih baik daripada diriku”.
Apabila kamu berjumpa dengan seseorang yang lebih tua daripadamu, maka katakanlah, “Orang ini telah lebih lama beribadah kepada Allah ketimbang diriku.”
Apabila Kamu berjumpa dengan sesorang yang mempunyai ilmu, maka katkanlah, “Orang ini telah diberikan sesuatu yang aku tidak dapat, memperoleh sesuatu yang aku belum gapai, mengetahui sesuatu yang aku tidak tahu, dan orang itu mengamalkan ilmunya.”
Apabila kamu berjumpa dengan seseorang yang bodoh, maka katakanlah, “Ia bermaksiat kepada Allah sebab kebodohnya, sedangakn aku yang mempunyai ilmu, bermaksiat kepad Allah. Aku tidah tahu bagaimana akhir hidupku dan akhir hidupnya.”
Apabila kamu berjumpa dengan orang Non-Muslim, maka katakanlah, “Aku tidak tahu, mungkin saja nantinya ia masuk islam, kemudia mempunya amal baik di akhir hayatnya, dan mungkin saja aku akan menjadi kafir, kemudia aku mempunyai amal buruk di akhir hayatku.”
Wallahu A’lam.