Alamarhum guru kita, Ulama Kharismatik asa Rembang, KH. Maimoen Zubair, pernah berpesan bahwa dakwah di zaman sekarang tidak bisa disamakan dengan dakwah pada masa-masa perang. Kita tidak diperbolehkan berdakwah dengan cara kekerasan.
“Kalau dakwah jangan galak-galak,” tutur beliau dalam dalam acara silaturrahim Forum Alumni Santri Sarang (FASS) Jabodetabek (7/11) di Kalibata, Jakarta Selatan.
Mbah Moen, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa dalil berdakwah di zaman sekarang bukan lagi menggunakan Q.S. Ali Imran 102 yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa. Dan janganlah kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan muslim”
Menurutnya, dakwah sekarang sudah saat menggunakan landasan Q.S. at-Taghabun ayat 16:
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta ta`atlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Bagi Mbah Moen, dakwah zaman sekarang tidak bisa disamakan dengan zaman-zaman perang yang harus keras dan galak. Dakwah sekarang selayaknya dilaksanakan dengan damai.
Oleh karena itu diperlukan memilah dalil untuk memotivasi dakwah seseorang. Jika kurang tepat menggunakan dalil maka akan salah pula dalam memilih cara untuk berdakwah. Maka, menurut beliau, dakwah sekarang harus dimotivasi dari dalil Q.S. at-Taghabun di atas, sehingga dakwahnya menjadi lentur dan tidak marah-marah.