Semua ulama sepakat bahwa dzikir dan doa termasuk amalan paling baik dan sangat dianjurkan, terutama setelah shalat. Karena setelah shalat merupakan waktu terbaik untuk berdzikir dan berdoa.
Rasulullah pernah ditanya salah seorang sahabat:
أي الدعاء أسمع؟ قال جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات
“Kapan (waktu) doa didengar? Rasul menjawab, ‘Pertengahan malam akhir dan setelah shalat lima waktu’” (HR: al-Tirmidzi)
Berdasarkan hadis tersebut, para ulama menganjurkan dzikir dan doa setelah shalat sangatlah diutamakan. Sebagian ulama membolehkan dzikir dengan suara keras, terlebih lagi bila diniatkan untuk mengajarkan dzikir kepada para jamaah.
Dzikir dengan suara keras pun pernah dilakukan Rasulullah. Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh Ibnu Abbas, salah seorang sahabat Nabi. Dalam hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim, sebagaimana dikutip Imam al-Nawawi, Ibnu Abbas mengatakan:
أن رفع الصوت بالذكر حين ينصرف الناس من المكتوبة كان على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم
“Mengeraskan suara ketika dzikir setelah shalat wajib ada pada masa Rasulullah SAW”.
Menurut kesaksian Ibnu Abbas, Rasulullah bersama para sahabat pernah dzikir dengan suara keras setelah shalat lima waktu. Ini menunjukan bahwa dzikir dengan suara keras termasuk bagian dari kesunnahan.