Perkembangan Islam di Negara “Nguyen” Vietnam

Perkembangan Islam di Negara “Nguyen” Vietnam

Perkembangan Islam di Negara “Nguyen” Vietnam

Apa yang terlintas dibenak kalian jika mendengar negara “Vietnam”? Jumlah pengendara motornya yang jauh lebih melimpah dibandingkan Indonesia atau sebagian besar masyarakatnya yang memiliki nama keluarga “Nguyen”?

Ya, semua itu benar. Namun kali ini kita tidak akan membahas topik tersebut, melainkan akan sejarah hadir dan berkembangannya Islam di Vietnam yang ternyata memiliki pengaruhnya dari negara yang kita cintai ini, Indonesia.

Masyarakat di negara yang terletak di bagian paling timur daratan Asia Tenggara ini memiliki keunikan tersendiri pada konsep keyakinan dan kepercayaan yang diyakini mayoritas masyarakatnya.

Menurut data dari statistika yang meliput data persebaran populasi di Vietnam tahun 2019, tercatat lebih dari 87% masyarakat Vietnam tidak memiliki agama. Mereka tidak tergolong atheis melainkan masih memeluk kepercayaan-kepercayaan lokal. Uniknya, tidak jarang masyarakat Vietnam mengikuti beberapa praktek ritual keagaamaan secara sekaligus. Selanjutnya, sebanyak 6.1% ialah pemeluk Katholik. Disusul oleh Budha, Caodai, Protestan, Haohao sebasai 4.79%, 1.02%, 1%, dan 0.58%. Urutan terakhir ialah sebesar 0.19% yang terdiri atas beberapa agama yang salah satunya ialah Islam.

Jika ditarik garis ke belakang, terdapat satu kerajaan besar di Vietnam, yaitu Champa. Di daerah kekuasaan kerajaan Champa ini ditemukan dua nisan muslim pertama sehingga diyakini Islam sudah hadir dan terbentuk di komunitas kecil disana sejak abad ke-11. Islam juga masuk ke Vietnam atas pengaruh kekaisaran Mongol melalui jalur invasi. Beberapa jenderal dan tentara muslimnya berhasil memegang tahta-tahta penting di kerajaan Champa dan bertanggung jawab pula atas proses penyebaran agama Islam.

Di Abad ke-16 hingga 17M, masyarakat etnis Champa ialah muslim dan mulailah banyak didirikannya masjid-masjid yang berdampingan dengan kuil Hindu. Saat ini, etnis Champ ini terbagi atas tiga, yakni Champ Hindu, Champ Islam, dan Champ Bani. Champ Bani sendiri melabeli diri mereka Islam namun dalam praktek ibadahnya masih banyak pengaruh dari Brahmanisme atau Hindu, mirip seperti Islam Kejawen di Jawa, Indonesia.

Lahirnya Champ Bani ini ialah ketika Putri Dharawati, putri kerajaan Champa yang muslim, menikah dengan Raja Kertawijaya atau Raja Majapahit ke-7. Praktek ibadah Champ Bani pun berbeda dengan muslim pada umumnya, yakni salah satunya ialah tidak wajib sholat 5 waktu serta tidak diwajibkan berpuasa saat Ramadhan karena hanya diwajibkan bagi mereka yang dituakan dikeluarganya sedangkan Champ Islam tetap melaksanakan praktek ibadah sebagaimana muslim umumnya. Terdapat tokoh Islam yang terkenal di Jawa pula yang lahir serta berpartisipasi atas perkembangan Islam di Vietnam, yakni Sunan Ampel, sebelum pada akhirnya beliau bermigrasi ke Jawa.

Islam di Tahun 2000-an hingga saat ini

Di tahun 2006, Islam mulai terbentuk di wilayah Phan Hoa, Bac Binh, dan Binh Thuan. Saat itu sangatlah sulit, yang mana pemimpin dan penduduk sekitar tidak mendukung keberadaan muslim di wilayahnya bahkan hingga melahirkan sebuah insiden. Mulai dari pelemparan satu dua batu oleh lebih dari dua ribu keluarga atau tiga kampung di halaman rumah penduduk muslim kemudian mulai timbulnya kegaduhan disekitar rumah.

Motor-motor hancur total, dua rumah mengalami kerusakan total, serta beberapa mengalami luka akibat insiden tersebut. Tak hanya itu, mereka juga mendapatkan beberapa macam jenis diskriminasi. Misalnya ketika di pasar, tidak ada penjual manapun yang mau menjualkan barang dagangannya kepada mereka. Anak-anak juga tak lepas dari perlakuan diskriminasi di sekolah. Mereka tidak dianggap keberadaannya bahkan jika mereka memiliki saudara di sekolah tersebut tidaklah membuat keadaan berbeda.

Disamping banyaknya perlakuan diskriminasi tersebut, tidaklah membuat muslim Vietnam saat itu gentar. Bahkan pada akhirnya, beberapa diantara mereka menyadari perilaku buruk mereka atas muslim Vietnam namun tidaklah mereka membenci bahkan tetap menolong jika diperlukan. Itulah yang membuat perlahan tapi pasti, Islam semakin luas hingga pada tahun 2010 komunitas muslim terbentuk.

Dana komunitas juga terkumpul yang akan digunakan untuk pembangunan masjid. Akan tetapi, ketidaksukaan tetap datang dari warga sekitar. Oleh karenanya, anggota komunitas sepakaat untuk membangun masjid dalam bentuk rumah agar tidak terlalu mencolok. Bahkan setelah membangun dalam bentuk rumah pun warga tetap tidak menyukainya. Mereka mengeluh dan menginstruksikan perwakilan pemerintah untuk datang. Perlahan tapi pasti, keluhan-keluhan pun semakin berkurang.

Saat ini juga pemerintah Vietnam memberikaan kebebasan beribadah bagi pemeluk Islam serta dapat bekerja diberagam bidang. Tak hanya itu, sudah terdapat puluhan masjid yang tersebar di semenanjung Vietnam. Di Hanoi terdapat Masjid An-Noor, sedangkan di Ho Chi Min terdapat masjid Ar-Rahim dan masjid Musulman. (AN)