Seperti biasa Amirul Mukminin, Umar bin Khatab melakukan blusukan di kota Madinah. Kegiatan tersebut memang menjadi rutinitasnya. Hal ini dilakukan untuk mengecek apa yang sedang terjadi di masyarakat sekaligus mencari penyelesaiannya.
Dengan diiringi para pengawal, Khalifah Umar melakukan perjalanan keluar masuk kampung. Di sebuah lorong gang, mendadak Khalifah Umar turun dari keretanya. Nampaknya ada sesuatu yang ingin di dengar oleh Khalifah ketika berada di sebuah rumah. Khalifah kemudian berjalan dengan takdzim mendekati rumah yang dihuni perempuan tua lagi miskin.
Perempuan pemilik rumahpun segera menemui Khalifah Umar. “ Saya mengenal Umar sejak kecil, kemudian Umar beranjak remaja, kemudian tua. Sampai akhirnya terpilih menjadi Amirul Mukminin. Wahai Umar takutlah kepada Allah dalam menjalankan pemerintahanmu!,” ungkap perempuan renta itu.
Mendengar hal tersebut Umar bin Khattab kemudian menangis tersedu-sedu termasuk juga beberap pengawalnya. Namun tanpa diduga ada seorang pengawal yang tidak terima Khalifahnya diperlakukan dengan seenaknya. Pengawal itupun kemudian berkata,”Wahai perempuan renta tidak sepantasnya engkau berkata seenaknya dihadapan Amirul Mukminin. Berlaku sopanlah. Maka sekarang pergilah.”
Mendengar apa yang diucapkan pengawalnya, Khalifah Umar bin Khatab terperanjat. ia berfikir bahwa pengawalnya sangat lancang mengucapkan kalimat tersebut. Bahkan berani mengusir perempuan renta itu dihadapannya. Hai pengawal diamlah. Kamu tahu siapakah perempuan mulia ini,” bentak Khalifah Umar. Pengawal itupun terdiam sambil menggelengkan kepalanya.
“ Perempuan ini adalah Khaulah binti Tsa’labah yang pengaduannya didengar Allah. Karena itu tidak sepatutnya Umar mengabaikan nasehatnya,” ucap Khalifah Umar.
Sesat kemudian Khalifah Umar bersimpuh dan duduk diatas tanah. Sedangkan Khaulah terus memberikan wejangan dari hatinya yang sangat ikhlas. Khalifah umar mendengarkan dengan seksama kalimat demi kalimat yang terlontar dari Khaulah. Pun dengan para pengawalnya yang juga mendengarkan penuh penghayatan.
Khaulah dikenal sebagai sahabat wanita yang pernah mengajukan hak amandemen langsung kepada Allah, perihal suaminya yang sumpah dzihar. Kemudian Allah menjawabnya dan diabadikan dalam Al Qur’an, surat Al Mujadilah : 1 yang artinya sebagai berikut,” Sungguh Allah telah mendengar wanita yang mengajukan gugatan kepadamu (Muhammad) tentang suaminya, dan mengadukan (halnya )kepada Allah, dan Allah mendengar tanya jawab kamu berdua. Sungguh Allah maha Mendengar lagi Maha Melihat.”