Lafad idz (إذْ) dan idza (إذا) adalah penanda waktu, hanya saja lafaz idz (إذْ) digunakan untuk menunjuk waktu lampau dan biasanya disambung dengan fiil madhi. Sedangkan idza (إذا) digunakan untuk menunjuk waktu yang akan datang dan biasanya disambung dengan fiil mudhori’.
Dalam praktek penggunaannya, terkadang dalam Al-Quran, Idz (إذْ) diletakkan sebelum fiil mudhori’, sedangkan idza (إذا) diletakkan sebelum fiil madhi. Oleh karenanya, Imam al Mubarrid berkata, “Jika إذْ datang bersambung dengan fiil mudhori, maka, makna yang dihasilkannya adalah makna lampau,” seperti dalam ayat: (al Anfal:30)
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِيُثْبِتُوكَ
Dan (ingatlah), ketika (dulu) orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkapmu…
Maksudnya adalah telah memikirkan daya upaya. Sebaliknya, jika idza (إذا) bersambung dengan fiil madhi, maka, makna yang dihasilkannya adalah makna akan datang, seperti dalam surat an Naziat: 34.
فَإِذَا جَآءَتِ ٱلطَّآمَّةُ ٱلْكُبْرَىٰ
Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) datang.
Yang dimaksud idza dalam ayat di atas adalah apabila datang (di masa depan)
Wallahu A’lam