Dalam dua bagian tulisan sebelumnya saya telah sedikit mengulas mengenai sejarah awal penulisan kitab sejarah nabi berikut tokoh-tokoh generasi awal penulis sirah nabawiyyah dalam kisaran abad pertama hingga paruh kedua abad kedua Hijriyah.
Dalam tulisan ini saya akan melanjutkan periodesasi penulisan kitab sejarah Nabi di era setelahnya. Sebagaimana dalam dua bagian tulisan sebelumnya, saya kembali merujuk catatan Fuat Sezgin dalam mengurai periodesasi kitab-kitab sirah nabawiyyah.
Berdasarkan data yang ditemukan oleh Sezgin diperoleh informasi bahwa gerakan penulisan kitab-kitab sejarah Nabi dalam bentuk kitab “maghazi” di abad pertama hijriyah mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak akhir masa dinasti Umayyah hingga awal dinasti Abbasiyyah.
Perkembangan dunia tulis menulis tentang sejarah peperangan mulai berkembang secara pesat di pertengahan kedua abad pertama Hijriah. Hal ini ditandai dengan munculnya sejumlah penulis di masa ini. Salah satu karya di bidang ini yang terbesar adalah al-Maghazi karya Musa bin Uqbah. (Ahmad Ramadan Ahman, Tathawwur Ilm At-Tarikh al-Islami, 1989: 161)
MUSA bin UQBAH (W. 141 H)
Imam Malik memuji kitab sejarah al-Maghazi karya Musa bin Uqbah dengan menyatakan, “Kalian harus membaca kitab maghazi-nya Musa bin Uqbah. Ia adalah seorang penulis terpercaya. (Khatib al-Baghdadi, al-Jami’ li Akhlaq ar-Rawi wa Adab as-Sami’, 1983: 195)
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ishaq bin Yasar. Lahir sekitar tahun 85 H/ 704 M di kota Madinah. Ia melakukan pengembaraan intelektual ke kota Alexandria tahun 115 H dan belajar ilmu hadis kepada Yazid bin Abu Habib. Ia wafat di kota Baghdad pada tahun 150 H.
Selain Musa bin Uqbah, nama Muhammad bin Ishaq juga tercatat sebagai penulis kitab maghazi yang terpenting dalam sejarah awal penulisan sirah nabawiyyah. Khatib al-Baghdadi, sebagaimana diurai oleh Fuat Sezgin, mengungkap sejarah penulisan kitab Maghazi karya Muhammad bin Ishaq ini. Menurutnya, khalifah al-Manshur meminta kepada Muhammad bin Ishaq untuk menulis buku sejarah tentang Nabi Adam hingga era al-Manshur.
MUHAMMAD b ISHAQ b YASSAR (W. 151)
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ishaq bin Yasar. Dilahirkan sekitar tahun 85 H/704 M di kota Madinah. Perjalanan intelektualnya dimulai saat berpetualang di kota Aleksandria sekitar tahun 115 H/733 M dimana di kota ini ia belajar hadis kepada Yazid bin Abu Habib. Ia juga tercatat belajar kepada muhaddis ternama Sufyan bin Uyainah. Kecintaannya akan ilmu membuatnya terus melakukan pengembaraan intelektualnya ke berbagai kota seperti Baghdad, Kufah, dan kota-kota lainnya. Oleh karenanya ia dikenal sebagai seorang ulama yang memiliki keluasan ilmu pengetahuan. Namanya masyhur sebagai seorang penulis sejarah Nabi Muhammad SAW yang karyanya diberi judul dengan Sirah Rasulullah.
Karya-karyanya:
- Kitab al-Maghazi, terdiri dari tiga bagian; al-mubtada’, al-mab’ats, dan al-maghazi.
- Kitab al-Futuh
- Akhbar Kulaib wa Jassas
IBNU HISYAM (W. 218 H)
Sebenarnya terdapat banyak penulis sirah nabawiyyah di periode kedua abad dua Hijriah hingga awal abad ketiga Hijriah. Hanya saja saya lebih fokus untuk sedikit mengulas Ibn Hisyam. Melalui karyanya berjudul Sirah Ibn Hisyam ini ia menempati posisi yang cukup tinggi dalam sejarah penulisan kitab Sirah Nabi. Karyanya telah banyak diterjemah ke dalam berbagai bahasa dan diberikan syarah, mukhtashar, maupun dinazamkan oleh sejumlah sarjana yang datang setelahnya.
Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam bin Ayyub al-Humayra. Seorang sejarawan terkemuka dan ahli di bidang ilmu genealogi intelektual serta ilmu gramatikal. Ia dilahirkan di Bashrah besar di Mesir dan wafat di Fustat pada tahun 218 H/834 M.
Wallahu A’lam bi as-Shawab