Penjelasan Hadis: Mulutmu Harimaumu

Penjelasan Hadis: Mulutmu Harimaumu

Bagaimana biar kita terjaga dari bahaya ini?

Penjelasan Hadis: Mulutmu Harimaumu

#NgajiHadis

إن من البيان لسحرا، وإن من العلم لجهلا، وإن من الشعر لحكمة – رواه البخاري ومسلم وغيرهما

(Sesungguhnya sebagian dari penjelasan itu merupakan sihir; sebagian dari pengetahuan itu merupakan kebodohan, dan sebagian dari syair lagu itu terdapat pelajaran)

Hadits ini menjelaskan tiga perkara, yg kita diharap dapat cermat dan berhati2 terhadapnya, yaitu:
(1) Antara penjelasan itu terdapat sihir (إن من البيان لسحرا). Maksudnya, yg umum berlaku dalam suatu penjelasan adalah menerangkan sesuatu secara benar dan proporsional. Tapi menurut Kanjeng Nabi Muhammad shallallahu alayh wasallam, ada pernyataan yang isinya menjelaskan sesuatu akan tetapi melenakan atau menyihir laksana sihir.

Sihir itu upaya menyamarkan sesuatu dari hakikat yg sebenarnya kepada yg lainnya. Suatu pernyataan disebut laksana sihir, bermakna pernyataan itu dilebih-lebihkan dari kenyataan yg sebenarnya. Bahayanya, omongan seperti ini bisa menjadikan yg buruk kelihatan baik, atau sebaliknya, yg baik jadi kelihatan buruk.

Omongan yang berlebih-lebihan seperti ini mudah dijumpai saat Anda melihat pencinta yg merayu dan memikat hati seseorang agar mau menjadi kekasihnya… Atau penjual yg berusaha keras menawarkan dagangannya. Penjual obat bahkan sering menyatakan bahwa obat yg dijualnya adalah untuk segala macam penyakit.

Hadits ini dengan demikian memberi pengertian, antara lain:
-jika Anda sebagai pembicara, selayaknya ngomong yg benar, wajar dan proporsional, tidak perlu berlebih-lebihaan. Ada pepatah mengatakan: “Mulutmu harimaumu.” Ada juga dikatakan:

أحسن الكلام: ما صدق به قائله، وانتفع به سامعه

(Ucapan yg paling baik adalah omongan orang yg jujur dan bisa dipercaya; sedang yg mendengar omongan tersebut dapat memperoleh manfaat kebaikannya.)

-jika Anda adalah pendengar, sebaiknya berhati-hati dalam menerima penjelasan. Jangan mudah terbujuk gara-gara rayuan maut; atau emosi gara-gara terprovokasi; atau mudah percaya dengan berita hoak yang tidak jelas kebenarannya, baik secara nalar maupun menurut ajaran agama.