Seorang penderita tuna rungu ditembak oleh pasukan Israel dan mengalami luka serius. Orang tersebut ditembak di pos pemeriksaan tepi Barat karena tidak mendengar perintah penjaga keamanan. Pihak keamanan Israel kemudian menahan oknum tentara Israel tersebut.
Juru bicara kepolisian Israel, Micky Rosenfeld mengatakan. bahwa pria tuna rungu berusia 60 tahun itu sedang berjalan di area Qalandia. Jalan yang terletak di utara Yerusalem sebenarnya hanya boleh dilalui saja. Rosenfeld mengatakan bahwa kemudian penjaga keamanan meminta pria itu untuk berhenti tetapi dia terus mendekati mereka dengan curiga.
Pihak keamanan kemudian melepaskan tembakan dan melukai kakinya. Namun setelah didekati pejaga kemanaan menemukan bahwa lelaki tersebut tidak mendengar.
Penembakan itu memicu kritik dan seruan kepada polisi untuk mengubah pedoman tembakan terbuka mereka untuk mempertimbangkan para penyandang disabilitas.
Heba Yazbak, seorang anggota parlemen Israel yang berasal dari Palestina, mengatakan insiden Senin di persimpangan itu mengungkap pemicu-kegembiraan pasukan Israel.
“Pertama mereka menembak dan kemudian mereka memeriksa,” katanya seperti dikutip laman middleeyenet.
“Penembakan terhadap seorang warga Palestina tuli yang tidak bersalah hanyalah contoh lain dari kemudahan di mana pasukan keamanan Israel dapat membahayakan nyawa manusia,” tambahnya.
Palestina dan kelompok hak asasi Israel mengatakan pasukan Israel sering menggunakan kekuatan yang berlebihan dan terkadang membunuh tersangka penyerang yang bisa saja ditangkap.