Pelapor khusus HAM PBB untuk Myanmar meminta pemerintah Bangladesh membatalkan pemulangan ratusan ribu pengungsi Rohingya ke Myanmar. Karena dikhawatirkan menghadapi resiko penganiayaan apabila mereka kembali ke tanah kelahirannya. Menurut rencana dari hasil kesepakatan antara pemerintah Bangladesh dengan Myanmar, para pengunhsi
Rohingya ini akan dikembalikan mulai tanggal 10 November mendatang.
Disebutkan dari sebuah sumber menyebutkan bahwa para pengungsi Rohingya di Bangladesh mengaku sangat khawatir apabila dikembalikan ke Myanmar. “Mereka berada dalam situasi ketakutan apabila terdaftar dalam rombongan yang akan dipulangkan,” kata Yanghee Lee, pelapor khusus HAM PBB untuk Myanmar dalam pernyataannya yang dilansir laman BBCIndonesia.
Lee menyatakan bahwa pihaknya tidak mendapatkan jaminan dari pihak berwenang Myanmar bahwa orang-orang Rohingya itu akan hidup aman setelah meninggalkan lokasi pengungsian di Bangladesh.
“Mereka tidak dapat memberikan jaminan bahwa orang-orang Rohingya itu tidak akan dianiaya kembali,” kata Lee.
Ia menambahkan bahwa sebenarnya akar penyebab krisis Rohingya harus ditangani terlebih dahulu, seperti hak kewarganegaraan dan kebebasan bergerak.Lebih dari 700.000. Para pegiat kemanusiaan juga mempertanyakan rencana pemulangan warga Rohingya. Mereka menganggap kondisi di negara bagian Rakhine belum kondusif .