Malala Yousafzai, aktivis hak-hak perempuan asal Pakistan mendapatkan berbagai kritikan di dunia maya karena menanggalkan pakaian khas negaranya yang biasa dikenakannya.
Dalam sebuah foto yang tersebar di berbagai media Pakistan, Malala terlihat mengenakan celana jeans, jaket bomber dan sepatu hak tinggi di pekan pertamanya belajar di Universitas Oxford.
Sebelum tersebar di media, foto aktivis pendidikan ini pertama kali diunggah di Siasat.pk, sebuah laman forum warga Pakistan di Facebook.
Meskipun menggunakan duppatta (sejenis penutup kepala) Gadis penerima nobel perdamaian ini dikritik karena tidak menggunakan shalwar kameeze (pakaian tradisional Pakistan yang biasa dikenakan di negara-negara muslim) padahal foto itu pun belum diverifikasi kebenarannya.
Berbagai kritikan netizen pun berdatangan, di antaranya ada yang mengecam, bahkan menyamakan penampilannya dengan bintang film porno Mia Khalifa.
“Inilah Mia Khalifa berikutnya. Itulah alasan peluru tersebut secara langsung menargetkan kepalanya…,” komentar Dan UxMan MaAn.
“Dia seperti orang Amerika. Saya merasa sangat malu mengatakan bahwa dia orang Pakistan” komentar akun bernama Yaseen Khan
“Ini tidak terlalu penting bagi pria, tapi wanita tak boleh memakai celana jeans ketat karena membuat lekuk tubuh mereka terlihat…“, tulis Shaiq Sirajuddin Shah.
Di samping kritik-kritik negatif yang dilayangkan kepada Malala, ada pula yang mendukung dan memujinya.
“Malala memakai pakaian umum di dunia Barat dan polisi moral keluar. Berikan ruang untuk seorang gadis bernafas…,” tweet akun bernama Huraira.
“Menakjubkan bahwa mereka ingin mengendalikan gayanya. Dia adalah sosok yang cantik dan penuh cinta kasih sayang. Biarkan Malala menjadi seperti yang dia mau, kepakkan sayapmu dan terbanglah,” puji Mary.
“Sejauh yang saya pahami, Malala bisa mengenakan pakaian apapun yang ia sukai, kata Anita.
Meskipun berbagai kritik menghujamnya, Malala tidak menanggapinya. Ia justru mengunggah buku barunya “Malala’s Magic Pencil”, sebuah buku cerita bergambar pertama yang terinspirasi dari kisah masa kecilnya.
Nama Malala mulai dikenal dunia saat ia menulis di blognya untuk BBC Urdu. Lewat blognya ia menceritakan perlakuan Taliban, Malala juga selalu mengkampanyekan pentingnya pendidikan bagi perempuan. Ia pun mendapat kecaman dari tentara Taliban.
Pada 2012 lalu, Malala hampir kehilangan nyawanya setelah kepalanya ditembak oleh tentara Taliban saat ia berada di bus sekolah.
Aktivis pendidikan yang kini berusia 20 tahun ini akhirnya berhasil menjunjung hak pendidikannya dan meneruskan studinya di Universitas Oxford, jurusan Filsafat, Ekonomi dan Politik.