Tolong-menolong sangat dianjurkan dalam Islam, terutama menolong orang yang memang membutuhkan, seperti fakir miskin, anak yatim, perempuan yang suaminya sudah meninggal, dan lain-lain. Ada banyak keutamaan tolong-menolong dalam Islam. Bahkan, dalam beberapa hadis disebutkan, pahala yang diberikan kepada orang yang suka membantu orang lain sama seperti pahala jihad. Dalam hadis riwayat Bukhari dijelaskan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َ السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ كَالَّذِي يَصُومُ النَّهَارَ وَيَقُومُ اللَّيْلَ
Artinya :
“Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu (w.58 H) ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (w.11 H) bersabda, ‘Orang yang membantu para janda dan orang-orang miskin, (pahalanya) seperti orang yang berjihad dijalan Allah atau seperti orang yang selalu berpuasa siang harinya dan selalu shalat malam pada malam harinya”. (HR: Bukhari)
Di antara kriteria muslim yang baik adalah muslim yang senantiasa saling tolong-menolong terhadap sesama, tanpa memandang suku, ras, budaya dan perbedaan-perbedaan lainnya. Seperti diisyaratkan dalam hadis ini, bahwa membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan seperti orang miskin, janda, dan yang lainnya, memiliki kedudukan pahala yang sama layaknya orang yang berjihad di jalan Allah SWT.
Jadi, masihkah kita ragu untuk menolong, memberi, dan berbagi pada sesama?
[One Day One Hadis program dari Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah yang didirikan Almarhum Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Ya’qub, MA. Pesantren Darus-Sunnah saat ini dalam tahap pengembangan dan pembangunan, bagi yang mau berdonasi silahkan klik link ini]